Welcome

^^Anyeong Haseo....Moshi-moshi...Sugeng Rawuh...Met Dateng...^^

Sunday, May 24, 2009

The Truth part 2

Jam 16:56
Waktu Jepang
“Hyuuungg!!!Aku pulang…Aku lapar!!! Apa Jaejoong Hyung sudah pulang??”
“Heiii!! Kembalikan Nitendoku Changminniee!!”
“HEI!!BISAKAH KALIAN DIAM!!”
“Tidak Bisa!!!...hahaha….GYYaaaAaAaAa!!ampun Hyungg”

Kireii Pov

Aku terbangun dari tidurku karena suara rebut di bawah sana. Ugh… ada apalagi sih ini…??Aku baru tidur siang selama bberapa jam. Tidak bisakah aku tidur nyenyak di rumah ini?? Ahhh walaupun mewah dan seperti istana sepertinya rumah ini tidak pernah damai. Tidak seperti rumah orang tuaku. Akhirnya kutegakkan badanku dan kemudian berdiri malas. Sambil mengucek mataku aku melangkah gontai keluar kamar. Bajuku belum ganti karena aku sudah terlalu lelah menghadapi hal-hal membingungkan.

Flash Back**
Ahhh…aku malas memikirkannya…biarkan sajalah…Repot ah berpikir lagi…Aku sudah terlalu pusing…
“Hah, baiklah terserah kalian ‘Kakak’!” ,ujarku malas namun memberi tekan pada satu kata ‘kakak’.

“Mian…eh maksudku Gomen…sudah membuatmu semakin bingung sayang…tapi mulai sekarang panggil kami dengan sebutan Oppa saja itu artinya Kakak… ” ,kata Junsu-san sambil tersenyum padaku.

“Hah baiklah, Oppa. Asal kau tahu Oppa aku juga tahu kalau hanya itu. Aku sering mendengar teman-temanku mengatakannya ketika di sekolah dulu.” ,jawabku asal.

Tiba-tiba Mitzuki bicara, “Dengar Junsu, Yoochun! Kau harus tahu dulu kalau ‘adikmu’ itu orangnya cuek, egois, tdk mampu mengontrol emosi,….”

“Seorang yang mandiri, cepat tanggap, tapi pemalas, dan satu hal lagi jangan pernah menggangguku ketika aku sedang membaca buku dan bermain game. Oia, aku juga gampang marah jika sedang lapar…” ,ujarku memotong kata-kata Mitzuki, “Lalu, kalau aku memang harus tinggal disini sekarang…Boleh aku tahu dmana kamar ku??aku ingin istirahat…”

6 mata itu terbelalak padaku. Mereka hanya mematung dan diam. Tapi Yoochun Oppa kemudian berkata, “ Ah......Naik saja ke atas, kamarmu ada di ujung lorong.”

“Baiklah, Kamsahamnida…” ujarku singkat kemudian mulai berjalan menaiki tangga.

Namun aku sempat mendengar kata-kata terakhir Mitzuki yang aku tak tahu apa maksudnya…

“Baiklah kalau begitu aku pamit dulu. Akan ku bilang pada Papa kalau kalian ingin Kireii tinggal dsini mulai hari ini. Asal kau tahu dia sudah adalah adikku !! Jauhi dia! Besok aku akan kembali untuk membawakan kebutuhan Kireii”

Suaranya dingin dan tajam...*author:hingga menusuk tulangku..bletak...adawww knapa kau melempar sepatu padaku Mitzuki?..T.T*

“Ne~ tapi kau tidak usah membawa semua barangnya Mitzuki. Bawa saja barang favoritnya yang menurutmu tidak akan Ia temukan di sini. Kamsahamnida…” jawab Yoochun Oppa dingin.*es kale??plak..digampar Chunnie...bisa g sih author diem aja gg usa ganggu...mikir aja chap brikutnya mw ngapain?"

Lalu suara itu menghilang bersamaan dengan terbukanya pintu kamarku.
End of Flash Back-----

Ahh…kamar itu nyaman sekali bagiku. Satu-satunya tempat aku merasa nyaman di rumah ini ya hanya kamar ku. Hampir semuanya di dominasi warna kesukaanku *UNGU*

user posted image

Sayangnya sekarang aku harus keluar dari sana untuk melihat apa yang terjadi di bawah sana.

**End POV


Aku berjalan menuruni tangga dan menuju ke arah keributan itu di sebuah ruangan di sebelah tangga. Aku masuk ke ruangan itu dengan santai. Dan keributan itu pun langsung reda seketika. Kulihat Yoochun Oppa sedang sibuk dengan Hpnya. Dan Aku sedikit kaget karena di hadapanku berdiri seseorang lagi yang tak ku kenal sedang berebut Nitendo dengan Junsu Oppa. Apa ia juga penghuni rumah ini…?

“Kau sudah bangun Kireii…” kata Junsu Oppa. Kemudian ia menghampiriku dan merangkulku. Ia mengajakku duduk di sofa besar dsebelah Yoochun Oppa. Ahh…aku tahu ini ruang keluarga…*author : telat baboo!!he*
“Oppa rumah ini tidak pernah damai ya?”

“Mwo?Knapa kau berkata seperti itu?” Tanya Junsu Oppa.

“Berisssiiiiikkk sekaliii…..!!!” ,ujarku frustasi.

“Ahahah…beradaptasilah Kireii!!” kata orang asing tadi sambil tertawa kemudian mengacak-acak rambutku, tapi aneh aku tidak merasa asing dengannya.

Aku diam saja…kemudian… “AAAAAAAAAArrrrRRRRRRGGGGGHHHHHhhhh!!!” teriakku lantang…
Yoochun Oppa yang sedari tadi sibuk dengan Hpnya mendongak menatapku dengan tatapan cemas dan berkata, “Ne~Knapa sayang?”

“Aku bingung! Tahukah kalian aku benar-benar bingung…Dari tadi setiap aku bertemu orang di rumah ini, mereka pasti sudah tahu namaku. Padahal aku tak kenal kalian sedikitpun. Aku tahu aku terkenal, tapi apa sebegitu terkenalnya, hingga kalian semua tahu namaku??Dari mana sih kalian tahu namaku??”

“Aku yang memberitahu mereka, cantik” tiba-tiba ada jawaban tak terduga dari orang yang tak terduga pula.

Suara itu…bening dan lembut memanjakan telingaku. Namun suara itu membuatku terhenyak. Aku menoleh dan aku seakan disengat oleh ribuan aliran listrik. Aku sungguh-sungguh terkejut. Dia…dia…juga penghuni rumah ini kah? Aku bisa saja jatuh jika tidak memegang tangan Yoochun Oppa. “Yoochun Oppa…i…itu…kh..khan…” ujarku berbisik.

“Ja…Ja…Jaejoong-S…san…” ujarku gagap.

“Ya, cantik…!!ini aku…Aku penghuni rumah ini dan akan jadi salah satu Oppa mu…”

Jaejoong-san tidak sendiri, di sampingnya berdiri seorang pria lagi. Siapa lagi?? Aku sadar kekagetanku terlalu kelihatan. Dengan cepat aku bersikap normal kembali. Seakan-akan aku tidak terkejut sama sekali. Huhh,…untung aku bisa mempermainkan mimik wajahku…hal yang selalu kulatih ketika berlatih drama. Jaejoong-san berjalan menghampiriku dan duduk di sofa bersebelahan dengan 2 orang asing yg belum kukenal itu.

“Jadi ini adik baru kita yang kau ceritakan kemarin Jaejoong~ah?” ,ujar salah satu dr orang asing itu yang berwajah sangat tegas dan menurutku gagah. Pertanyaannya hanya dijawab anggukan Jaejoong-san..eh…sepertinya aku harus memanggilnya Jaejoong Oppa skrng. “Hai Namaku Jung Yunho…Orang yang akan jadi oppa tertuamu. Kireii maaf jika kamu merasa terganggu dengan semua hal yang ada di sini.” Terusnya.

“Aku Changmin Oppa…Akhirnya aku punya adik…ada juga yang akan memanggilku Oppa…hahahah…Capek juga jadi yang paling kecil.” Ujarnya Changmin Oppa ramah.

Aku mengangguk tanda mengerti. Walaupun otakku semakin korslet karena berusaha terlalu keras untuk merangkai puzzle-puzzel masalah ini. Fiuhh…sudahlah aku malas ambil pusing. Buat apa ambil pusing dengan masalah yang tidak menarik minatku sama sekali, Seperti bukan diriku saja.

“Oppa-oppa sekalian apa kalian tidak merasa lapar?” ,tanyaku spontan yang langsung dijawab derai tawa Oppa-oppaku itu. “Sebenarnya kami lapar sudah dari tadi, tapi kita harus menunggu Jaejoong~hyung pulang baru kami bisa makan.” Jawab Changmin Oppa dan Junsu Oppa bersamaan.

“Mwo? Kenapa?” tanyaku polos.

“Karena ini hari pertamamu kami sengaja membuat pesta selamat datang untukmu. Dan untuk urusan masakan pesta, hanya Jaejoong~hyung yang cocok. Masakannya tiada duanya. Kami hanya bisa makan masakannya saja.” Jawab mereka kompak.

“Kau akan percaya setelah merasakannya…” kata Yunho Oppa. Aku hanya tersenyum mendengarnya sebelum berkata, “Baiklah, aku mau mandi dulu. Tapi Oppa, bajuku?”
“Dilemari sudah banyak tersedia baju untuk mu. Pilihlah yang paling kau sukai dan jangan lupa tema malam hari ini kau yang pilih.” Jelas Junsu Oppa. Aku pun mengangguk dan beranjak dari situ. Namun aku berhenti tiba-tiba..."Tema?maksud Oppa?"

"Hahaha...setiap pesta selalu ada tema sayang!Dan karena ini pestamu pilih sendiri tema apa yang kau inginkan...Pelayan akan menyiapkan semuanya dan Jae~hyung akan memasak sesuai tema." ujar Yoochun geli. Aku sedikit merasa aneh dengan Yoochun Oppa, kenapa dia jadi sangat suka tertawa seperti ini setelah tidak ada Mitzuki? Apa ada masalah dengan Mitzuki?Ah...entahlah...aku mumet...*begh bosone author gg karuan!*

"Hayah..pake tema segala?huff...." jeda sebentar sbelum ide gilaku muncul "bagaimana jika temanya gothic??serba hitam-gelap-dan mencekam-namun indah..cocok dengan rumah sebesar ini.."

"MWWOOOO??" ujar mereka serempak. Hanya Jaejoong Oppa yang tidak bingung dan tidak merasa aneh.
"Kau gila?Pesta kan untuk suasana senang...kenapa jadi suasana mencekam?" tanya Yunho Oppa.
"Bodoh!" uar Jaejoong Oppa disambut wajah bingung Oppa ku yang lain plus aku sendiri. "Tema itu sangat artistik. Tahukah kalian kita juga bisa membuat pesta dengan suasana mencekam. Bayangkan kita adalah Vampir yang sedang berpesta pora dengan mangsa kita...!hahaha....bagus...bagaimana??" lanjutnya dengan mata berbinar-binar dan wajah berseri-seri. Dan Oppaku plus aku kontan bengong.

"Sudahlah, cepat mandi dan ganti baju kalian sesuai tema...!hahaha" ,ujar Jaejoong oppa.

Jujur saja aku malah bingung dengan Jaejoong Oppa. Kenapa dia jadi bersemangat dan malah meneruskan ide gilaku menjadi semakin gila dengan idenya. Ia juga mengutarakannya dengan wajah berbinar-binar.Dan lebih parah lagi 4 Oppaku yang lain langsung pergi ke kamar masing-masing sambil menunjukan mimik wajah orang depresi dan berkata kompak "Turuti saja atau kau tidak akan makan malam !"
Dan aku pun ikut-ikut pergi ke kamarku sendiri. Apa Oppaku itu sudah gila??

==============================================

Hah….enak sekali rasanya bisa mandi air hangat dengan minyak lavender…rasanya pikiran kacauku jadi lebih tenang…

*Author brpikir….enak banget jadi elu kireii dah kaya Cleopatra aja…mandi pake minyak esensial…gua? Mandi pake minyak goring…bekas pake pula …wkwkwk*

Saat mandi tadi aku berpiki tentang semua masalah hari ini. Yoochun Oppa yang aneh terhadap Mitzuki. Jaejoong Oppa yang tiba-tiba muncul. Kata-kata terakhir Mitzuki sebelum ia pergi. Dan kata-kata Mitzuki pada Jaejoong Oppa tempo hari. Mengapa sepertinya Mitzuki dan Mereka berlima aneh sekali? Mereka seperti saling membenci. Ada apa di balik semua ini? Aku bingung… Satu Jam berpikir tak juga kutemukan hubungan dari semua masalah itu. Fiuuuhhh…sudahlah nanti kupikirkan lagi.

Aku mengerikan tubuhku dan melilitkan handuk ke tubuhku. Aku berjalan ke tengah kamar ku dan memandang sekeliling. Dimana lemari baju yang dikatakan Junsu Oppa tadi?? Oh itu dia…Aku berjalan dan membuka pintu pertama lemari baju itu dan… Bukannya senang wajahku malah tertekuk…

“Wow…itu semua bajuku??Hebat…semua long dress…memang tiap hari mau ada pesta?!” ,ujarku sinis.

Kemudian aku membuka pintu kedua dan terpekik senang. “Astaga baju-baju ini indah sekali…..hahahah…hebat!”

Aku sangat bersemangat untuk memilih baju-baju itu. Semuanya bagus-bagus. Untung tidak semua pakaianku long dress seperti yang aku lihat tadi. Pilihanku jatuh pada celana panjang hitam ketat yang penuh dengan tali-tali rumit dan atasan hitam-ungu lengan panjang dan berenda di bagian kerah yang berbentuk sabrina dan juga penuh dengan tali-tali rumit. 'sesuai tema' pikirku.

Selesai berpakaian aku merias wajahku 'sesuai tema' dengan alat-alat make-up yang sudah tersedia di meja riasku. Alas bedak dan bedak yang tebal untuk kesan pucat pada kulit kuningku dan riasan mata berwarna hitam dan ungu plus lipstik hitam. Dan...jadilah aku sang Putri Vampire lengkap dengan rambut sebahuku yang lurus tergerai sempurna.

Sepatu hak tinggi yang kukenakan semakin menyempurnakan penampilan putri Vampirku. Yah inilah akibat ida gilaku. Stelah aku merasa cukup aku kemudian melangkahkan kakiku keluar kamar. Kebetulan kamarku bersebelahan dengan kamar Junsu Oppa. Saat melewati kamarnya kulihat Junsu Oppa sedang menunduk memakai sepatu botnya. Dan ketika ia mengangkat wajahnya...Wow..!!mengaggumkan!!

"Oppa, kau tampan sekaligus terlihat sadis." Aku melangkahkan kakiku masuk ke kamarnya dan ia pun ternganga melihatku. Wajahku memerah melihat Junsu Oppa ternganga seperti itu. Akupun mencoba untuk menyembunyikan rasa malu ku dengan melihat sekeliling kamarnya. Kamarnya didominasi warna biru muda yang nyaman.

"Hei Kamu jangan keluar dulu sebelum kami memanggilmu cantik!" aku menoleh dan mendapati orang itu. Siapa lagi yang memanggilku "cantik" selain Oppaku yang cantik itu? Jaejoong! Dan dia malah belum ganti baju. Astaga...

Junsu Oppa masih bengong melihatku sampai Jaejoong Oppa menarikku keluar. Ia menarikku dengan sedikit menyeretku untuk kembali ke kamarku. Di depan kamarku ia berkata "Tunggu pelayan menyuruhmu turun!" dan ia pun mendorongku pelan untuk kembali masuk ke kamar. Dan ia masuk ke kamar di seberangku. Ah...itu kamar Jaejoong Oppa...

Aku menurutinya. Satu jam aku menunggu di kamar hingga jam kamarku menunjukkan pukul 20:49 dan akupun mulai bosan hingga akhirnya ku dengar pintu kamarku diketuk.

"Nona...anda di suruh turun oleh semuanya..." ujar pelayan
"Baik aku keluar!"

Aku keluar dan berjalan menuruni tangga. sesampainya di bawah. Aku kagum karena seluruh ruangan di tata dengan nuansa gothic.

Yah sesuai keinginan jaejoong oppa. Aku masih terkagum-kagum hingga ada sebuah suara yang memanggilku.

"Hey...Girl!"

Aku berbalik dan...

DEEGGGG....

Oppa-oppa angkatku itu tengah duduk di sebuah sofa besar . Mereka sangat tampan dengan style vampire modern mereka sehingga membuatku tercekat. Lidahku kelu dan kaku. Tak satu suarapun bisa ku keluarkan saat itu. Aku sukses ternganga dan merekapun ternyata ikut ternganga melihatku.

Wajahku memerah karena tatapan mereka. Aku tersenyum kecil salah tingkah.
“Oppa, kalian tampan sekali.” Ujarku jujur setelah bisa memainkan mimik wajahku menjadi normal.
“Gomawoo~~” ujar mereka berlima serempak.
“Astaga, kau memang benar-benar cantik, Kireii!” ujar Jaejoong Oppa sembari menghampiriku.
“Gumawoo Oppa”
“Kau sudah pintar bahasa Aslimu sedikit-sedikit ya Kireii” kata Yunho Oppa sambil mengampiriku.
Hah??Bahasa asliku??Mimik wajah bingungku terbaca oleh Yunho Oppa dan tiba-tiba wajahnya pucat pasi seperti orang salah bicara. “Eh…lupakan…” lanjutnya gagap. Yah sudahlah aku malas ambil pusing. Pikiranku sudah penuh.
“Namun menurutku ada yang kurang darimu sayang.” Giliran Junsu Oppa yang bangkit dan menghampiriku.
“Apa itu Oppa?”
Junsu Oppa tidak menjawab pertanyaanku tapi Changmin Oppa dan Yoochun Oppa bangkit berdiri dan kini aku dikelilingi 5 pria tampan hingga dalam hati aku merasa gugup. Namun rasa gugup itu tidak sedikitpun kucerminkan di wajahku. Sebaliknya hanya tatapan cuek dan dingin yang keluar dari wajahku. Apalagi make-up tebalku sangat membantu.

Setelah itu tiba-tiba…

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Semuanya terjadi tiba-tiba. Aku melihat Yunho Oppa mengangguk dan mereka pun serempak merogoh kantong jas masing-masing mengambil sebuah perhiasan kemudian langsung memakaikannya padaku. Satu set perhiasan berlian. Anting, kalung, jam tangan model gelang,dan cincin. *PS:Semua perhiasan full of berlian…maklum orang kayaa…hiks” author mau donk*

mereka berlima mundur selangkah dariku. Kali ini aku hanya terbengong dengan mulut sedikit terbuka. Tiba-tiba Jaejoong Oppa melangkah maju lagi dan mnempelkan bibirnya melumat bibirku. Aku kaget dan mataku terbelalak. Aku pun menikmati bibir Jaejoong Oppa yang lembut dan manis itu sesaat sebelum Aku tersadar. Waktu terasa berhenti bagi ku. Aku mulai dilanda perasaan marah yang begitu dalam. Aku mendorongnya ke belakang dan…

PLAAKK!
Tamparanku mendarat di pipi Jaejoong Oppa.

“Kurang ajar!!Kau…kau…” ,teriakku. “Brengsek!!” Mataku mulai berkaca-kaca. Dengan penuh emosi kuangkat tanganku hendak kupukulkan pada Jaejoong Oppa. Melihat itu Junsu Oppa dan Changmin Oppa melompat ke arahku dan memegang kedua tangan ku. Mereka kemudian memelukku erat. “Kireii….hentikan sayang..!!” perintah Yoochun Oppa.

Entah mengapa aku menuruti perintah Yoochun Oppa dan kemudian merasa sangat nyaman di pelukan Kedua Oppa angkatku yang paling kecil ini. Air mataku hampir saja jatuh namun aku mampu menahannya. Yunho Oppa yang terlihat sangat marah menarik Jaejoong menjauhiku entah menuju kemana. “Tenangkan Kireii dan bawa dia ke kamarnya! Tidak ada pesta malam ini!” perintahnya sebelum pergi meninggalkan kami.

Masih dipelukan Changmin Oppa dan Junsu Oppa, mereka menuntunku naik menuju kamarku. Yoochun Oppa membukakan pintu kamarku dan Junsu Oppa memapahku masuk. Changmin Oppa terlebih dulu masuk dan merapikan tempat tidurku agar aku bisa berbaring di situ. Junsu Oppa membantuku berbaring di kasur ku.

“O…Oppa…a…aku…ingin marah…Bolehkah?” tanyaku konyol sambil sesenggukan.

“Sayang jangan marah yah…kamu itu kalau marah jadi terlihat jelek! Tidak cantik tahu!” kata Junsu Oppa yang selalu memanggilku ‘sayang’. Mau tidak mau aku jadi tersenyum. Dari sudut mataku akau melihat ‘Bedebah’ itu di depan kamarku. Mata kami bertemu dan seolah-olah matanya mengatakan ‘Gomenasai…Mian…Maafkan aku Kireii…’ Aku kembali merasakan amarah yang begitu besar namun hanya air mata yang mengucur lagi dan akupun terisak. Akhirnya aku malah memeluk Junsu Oppa yang saat itu ada di depanku.

=======================================================================

Jaejoong Pov

Ah…Aku memang sudah gila ya? Masa aku semaniak itu pada Kireii?? Aku berpikir sambil berjalan ke ruang keluarga. Begitu masuk, aku langsung menuju ke bar mini yang ada di pojok ruangan. Aku mengambil sebotol Wine dan menuangkanya ke gelas. Lalu aku duduk di meja bar sambil berpikir.
Tuhan Aku ini kenapa??Apa yang salah denganku?Perasaan apa ini? Aneh…Freak….

“Arrggghhh…..Shiiittt!!!” ujarku penuh emosi.

Flash Back**

Wow, Kireii tampak benar-benar cantik. Aku akui dia pandai bermain make-up, walaupun sikapnya tomboy. Wajahnya memerah dan tersenyum kecil salah tingkah.
“Oppa, kalian tampan sekali.” Ujarnya.
“Gomawoo~~” ujar kami berlima serempak.
“Astaga, kau memang benar-benar cantik, Kireii!” ujarku sembari menghampirinya.
“Gumawoo Oppa”
“Kau sudah pintar bahasa Aslimu sedikit-sedikit ya Kireii” kata Yunho sambil mengampirinya. Oh, ^^;;~
Baboo!!knapa dia bodoh sekali! “Eh…lupakan…” lanjut Yunho gagap.
Ahhhh…bodoh…Apa dia tidak membaca mimik wajah Kireii yang mulai curiga itu? Percuma dia bilang seperti itu!! Baboo… baboo…. babooooo !!!!Dia akan membuat Kireii makin curiga… Kulihat wajah Kireii lagi namun kini ekspresinya sudah berubah. Ah, anak ini pintar sekali memainkan mimik wajahnya. Aku yang pemain drama andalan ini saja masih belum ahli memainkan mimik wajah jika di dunia nyata. Aku bangga padanya…

“Namun menurutku ada yang kurang darimu sayang.” Giliran Junsu yang bangkit dan menghampiriku.
“Apa itu Oppa?”
Junsu tidak menjawab namun Changmin dan Yoochun ikut berdiri dan mengelilingi Kireii.
Aku dan Yochun di hadapannya, Junsu di sebelah kirinya, Yunho disebelah kanannya, sedangkan Changmin berdiri di belakangnya. Ia terlihat bingung sesaat namun sesaat kemudian wajahnya kembali menjadi dingin dan angkuh. Tatapan bingungnya berubah menjadi tajam. Namun tetap saja pipinya memerah. Hal itu membuatku gemas padanya.

Aku melihat Yunho mengangguk memberi isyarat pada kami. Kami pun serempak merogoh kantong jas kami masing-masing mengambil sebuah perhiasan kemudian langsung memakaikannya pada Kireii. Yunho memakaikan anting sebelah kanan pada Kireii. Dan Junsu memasang sebelah kirinya. Aku mengenakan Gelang pada jari manisnya di tangan kanan. Yochuun memakaikan jam tangan model gelang di tangan kiri Kireii. Dan terakhir Changmin memakaikan kalung di lehernya yang jenjang. Dan sempurnalah penampilannya malam ini.

Kami berlima mundur selangkah dari Kireii. Kali ini ia lupa memainkan mimik wajahnya. Ia terlihat sangat tidak siap dengan ini semua. Ia hanya terbengong dengan mulut sedikit terbuka. Ah…aku suka melihat ekspresi wajahnya yang natural itu… Hingga akupun tidak tahan untuk melangkah maju lagi dan mnempelkan bibirku menutup bibirnya. Aku sangat menikmatinya lembut bibirnya dan rasa lipstick hitamnya itu.

Namun waktu seakan berhenti bagiku, Yunho, Yoochun, Junsu dan Changmin. Aku menarik bibirku dari bibir Kireii. Tubuhku rasanya malas menghentikannya namun otakku berpikir lebih kuat dari pada tubuhku. Kireii kemudian mendorongku sebelum aku sempat mundur dan…

PLAAKK!
Ia menamparku.

“Kurang ajar!!Kau…kau…” ,teriaknya sambil menunjukku. “Brengsek!!” Matanya mulai berkaca-kaca. Dengan penuh emosi ia hendak memukulku. Melihat itu Junsu dan Changmin melompat ke arahnya dan memegang kedua tangan Kireii. Mereka kemudian memeluknya erat.
“Kireii….hentikan sayang..!!” perintah Yoochun.
“Tenangkan Kireii dan bawa dia ke kamarnya! Tidak ada pesta malam ini!” perintah Yunho kemudian.
Yunho yang terlihat sangat marah menarikku menjauh. Ia menyeretku menuju taman di belakang. Dan…

BUAAAGGHH!!

Yunho memukul pipiku sekuat tenaga. Aku terhuyung kebelakang dan jatuh terjengkang. Ku raba pipiku dan ternyata sudut bibirku robek, mengalirkan darah segar yanbg lumayan deras. Aku tak mampu berkata apa-apa.

“KAU GIILAA JAE??APA KAU SUDAH TIDAK WARAS…HAH…??”

BUAAGGHHHH!! BUAAGGHHH!! DHIESS!! BUAAGHH!!!

Begitulah seterusnya. Aku menerima pukulan Yunho satu demi satu. Aku masih saja diam. Dalam hati aku bertanya, apa aku memang sudah gila?
Akhirnya Yunho berhenti. Aku bergumam pelan, namun aku yakin Yunho mendengar, “Maaf, aku terbawa suasana.” Dan Ia pun masuk ke rumah meninggalkanku sendirian di taman. Aku pun bangkit berdiri berjalan perlahan memasuki rumah, menaiki tangga, dan menuju kamarku. Sebelum masuk aku masuk ke kamar, aku melihat Kireii dikelilingi oleh Junsu, Yoochun, dan Changmin.Aku sempat memandang matanya ‘Gomenasai…Mian…Maafkan aku Kireii!’ pikirku. Namun matanya mengisyaratkan kebencian yang luar biasa padaku. Lalu aku mendengar isak tangisnya. Oh Tuhann…semua ini salah ku. Kireii memeluk Junsu yang saat itu ada dihadapannya. Ada perasaan tidak suka saat melihat kejadian itu, namun aku akhirnya masuk ke kamarku dan menutup pintu.

End—FB(Flash Back)

“Oh Tuhannn… apa aku Gila??!!” ujarku gusar. “Kenapa ada perasaan aneh ketika aku melihat Junsu memeluk Kireii tadi? Aku merasa sangat marah…Apa aku suka pada Kireii?” ujarku pada diri sendiri.
“Ah…aku memang sudah gila” geramku. “Aku mencium bahkan menyukai Adikku sendiri!!AKU MEMANG GILAAA!!” tambahku penuh emosi. Aku menjambak rambutku sendiri, lalu memukul meja bar keras-keras.

‘Gubraakk!!’ ada suara di depan ruang keluarga. Aku menoleh, namun karena gelap dan tidak melihat apapun di sana aku pun kembali sibuk dengan pikiranku.

End POV*

Apa? Apa maksudnya? Menyukaiku? Adiknya sendiri? Apa maksudnya?? Apa pendengaranku mulai rusak?Gilaa…rumah ini memang sudah gilaaa…

Aku melangkah mundur dan malah menabrak lemari kaca di belakangku. Aku terkesiap, takut Bedebah itu melihatku. Untungnya ia hanya menoleh sebentar dan kembali lagi memandang kearah gelasnya. Segera saja aku berlari menaiki tangga menuju kamarku. Pintu kamar Junsu terbuka lebar, sepertinya ia tidak dikamar. Ahh…biarlah. Lalu aku masuk ke kamarku.

“Rumah ini sudah gila…!!!Semua gara-gara bedebah itu…!!!” gumamku sambil berbaring dan memakai selimut.

Atau aku yang sudah gila??Apa hubungan semua ini?? Aku mulai menggabungkan semua keanehan yang terjadi beberapa hari ini. Khususnya hari ini.
Sikap Yoochun Oppa dan Mitzuki yang aneh. Jaejoong yang tiba-tiba muncul dirumah ini menjadi salah satu Oppa angkatku. Kata-kata terakhir Mitzuki sebelum ia pergi dan dimalam aku bertemmu Jaejoong. Mengapa sepertinya Mitzuki dan Mereka berlima aneh sekali? Mereka seperti saling membenci…Dan terkahir kata-kata Jaejoong barusan. Adiknya sendiri…Siapa maksudnya?Aku??Apa hubungannya denganku?

Aku berpikir begitu lama. Namun sedikitpun aku tak paham mengenai semua itu. Oya satu lagi yang membuatku semakin buntu…Jaejoong suka padaku??Lalu mengapa aku tadi sempat senang mendengarnya? Bahkan saat dia menciumku. Awalnya aku menikmatinya??

Sepertinya labih baik aku tidur dulu. Kulanjutkan besok saja berpikirnya. Aku merogoh tas kecilku dan mengambil I-Pod. Aku memasang headset di telingaku dan menekan tombol Play.

Eoduwojin bamhaneureul tteonaji anheun pyeorcheoreom
Sarangiran mideumeuro yeongwonhi hamkkehaneun kkum
Geu saram naega dwil su itdamyeon dashi hanbeon gudeobeorin geudae mameul
Yeongwonui ttaseuhameuro kamsa aneulgeoya


Alunan lagu Love in the Ice milik Tohoshinki mengantarkanku ke alam mimpi dengan sukses.

+=++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Author POV

Sudah dua hari Kireii tinggal di Rumah ‘Istana’ itu. Selama itu pula ia sama sekali tak berbicara dengan Jaejoong sedikit pun. Namun Kireii bukan tipe orang pengecut. Tak pernah Ia menghindari Jaejoong. Jika memang mereka bertatap muka, tak sekalipun Kireii tiba-tiba memalingkan wajah dan pura-pura tidak melihat. Namun selama itu Kireii juga tidak pernah sekalipun memakan masakan Jaejoong. Ia hanya mau makan masakanya sendiri. Ia selalu memasak makanan untuk dirinya sendiri ketika yang lain sudah selesai makan. Setelah itu Ia menyantapnya di kamar sembari membaca Novel.

Yunho, Junsu, Yoochun, dan Changmin tidak ada yang berani berkomentar. Malah Mereka yang pura-pura tidak pernah terjadi apapun. Jaejoong pun tidak pernah mencoba untuk berbicara pada Kireii. Dan hal itu tidak mengganggu keduanya sedikitpun.

Tapi sebenarnya Jaejoong dan Kireii sering berbicara atau lebih tepatnya Jaejoong mengajak bicara Kireii. Bukan bahasa bibir. Telepati. mereka berbicara lewat mata. Namun Kireii biasanya tidak peduli dengan semua yang disampaikan Jaejoong lewat pandangan matanya itu.

Itupun yang terjadi malam ini. Ketika Kireii, Junsu dan Changmin bermain game Online di Laptopnya masing-masing, Jaejoong sedang membaca Novel ‘Nefertiti-Quen of Dead’ yang ia pinjam dari Changmin ~Sebenarnya novel itu milik Kireii yang dipinjam Changmin namun belum dikembalikan~
Tiba-tiba saat Kireii berpaling dan Jaejoong mengangkat wajahnya tatapan mereka bertemu.

‘Tidak bisakah kau memaafkanku ,cantik?’ pikir Jaejoong. Mata Kireii memandangnya tajam. Jaejoong yakin Kireii tahu arti matanya. Kireii memang tidak memalingkan wajah tapi….
……….Tidak ada jawaban….hanya tatapan membunuh yang dilihatnya… Jaejoong menghela nafas dan tetap memandang mata Kireii….
………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..
‘Temui aku di taman belakang jam 1 pagi’ jawab Kireii melalui tatapan mata. *author : Wuuiiihhhh….hebat euy..ngomong pake mata…mestinya epep ni judulnya ‘Jika mata berbicara’.…hahahah*

Tidak sia-sia pikir Jaejoong. Ia hanya mengangguk samar, namun Kireii sudah kembali asik dengan Gamenya.

Dari kejauhan, Yunho memperhatikan kejadian barusan. Tidak ada yang tahu baik Kireii maupun Jaejoong jika ternyata Yunho mengetahui maksud mata mereka. Yunho memang bisa membaca tatapan mata, namun orang lain tak akan pernah bisa membaca tatapan matanya yang tajam itu. Yunho tahu apa yang terjadi selama ini. Dan Ia juga ternyata tahu bagaimana sebenarnya perasaan Jae terhadap Kireii. Namun Ia tak pernah mengutarakan semua itu. Baginya, Jae sudah pasti mengerti mana yang benar dan mana yang salah. Mereka bukan lagi anak kecil.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Dini hari
Pukul 01:00

Jaejoong berjalan mengendap-endap, menuruni tangga, dan menuju ke taman belakang melalui pintu belakang. Setelah menutup pintu di belakangnya Jaejoong berbalik dan mulai berjalan santai menuju sosok yang sedang duduk di tengah taman sambil berkutat dengan laptop.
Melihat Jaejoong mendekat Kireii menggeser duduknya. Ia tetap ingin menjaga jarak dengan Jaejoong. Jaejoong yang sadar akan hal itu berhenti melangkah.”Kireii, maafkan aku, cantik” Ujar Jaejoong dari kejauhan.
“Cih..Sayangnya aku belum bisa…Aku masih membencimu Bedebah…!!” geram Kireii pelan tanpa memandang Jaejoong malah asik berkutat dengan laptopnya. Jaejoong hanya menghela nafas kemudian berkata , “baiklah tidak harus sekarang…yang pasti aku hanya ingin kau makan masakanku. Jangan berlebihan seperti itu!” Jaejoong lalu berbalik dan masuk ke rumah.

Kireii masih duduk dan berkutat dengan laptopnya di tengah taman. Tanpa mengalihkan pandangan ia berkata, “Oppa, jika kau memandangku begitu tajam itu membuatku mendengar pikiranmu.” Orang Yang dipanggil Oppa itupun awalnya sedikit terkejut. Namun...

Yunho tersenyum sekilas dan ia pun turun dari pohon tak jauh dari Kireii duduk. Yunho berjalan santai menuju ke tempat Kireii. “Anak jenius dan cerdas.” Ujarnya. Yunho duduk di sebelah Kireii. Ia biasa saja ketika melihat Kireii yang masih berkutat dengan laptopnya yang mati. Ia tahu itu dari tadi sebelum Jaejoong datang. Sebenarnya Kireii tidak mau matanya di baca oleh Jaejoong jika Ia tahu tentang perasaan Jae padanya. Sayangnya Yunho juga tidak dapat membaca hal itu dari Kireii. Ia tidak tahu bahwa Kireii juga tahu perasaan Jaejoong.

“Tidurlah!” kata Yunho.

“Haiik~(baik) Oppa”

“Ingat!Maaf itu mahal harganya!” tambah Yunho. Dan Kireii hanya menjawab dengan anggukan kepala.

Kireii menutup laptopnya dan bangkit. Ia berjalan pelan dan kemudian menaiki tangga luar yang langsung menuju ke balkon kamarnya. Ia meninggalkan Yunho yang terus mengawasinya sendirian. Kireii menutup pintu balkonnya dan melepas sandalnya dan kemudian naik ke tampat tidur. Di sambarnya I-Pod kesayangannya dan ia kemudian memasang headset ke telinganya. Ia memilih lagu sebentar sebelum memadamkan lampu kamarnya dan menekan tombol Play, dan tertidur. Dalam tidurnya Ia bermimpi sesuatu yang berhubungan dengan Forgive n Forget. *Beh Kireii tidur aja banyak gaya…Duagh! ~author ditendang ma Kireii~ Jahaaatt*

End Author POV

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Author POV

Hari ini adalah hari dimana Kireii akan menjalani test masuk SMA Cassie...Kelima cowo" cakep itu sudah gedabrukan ribet nyiapin segala keperluan kireii. Eh yang butuh malah masih asik di dunia fana..eh...salah...dunia mimpi maksudnya...^^(geje nih authornya!!)

End Of POV

=====================

Back to Kireii Pov

Tok..Tok..Tok…

“Nona… Hari ini akan ada ujian tertulis di SMA Cassiopeia untuk nona…Lekaslah Bangun!”
Hoahhmmnnn….Ah, aku masing ngantuk. Waitt!!Oya, ujian masuk!!
Aku langsung bangkit berdiri dan berlari ke kamar mandi.

EOP (End Of Pov)

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Changmin POV

Ahh…aku harus rajin bangun pagi mulai hari ini. Aku bukan lagi yang paling kecil. Paling tidak aku harus member contoh yang baik untuk adikku. {~apa yah maksudnya?~ *deng...deng..deng...* (back sound)}

End POV

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kireii POV (lagee)

Aku berlari turun kebawah dengan tergesa-gesa. Bahkan aku hampir menabrak Junsu Oppa ketika kami berpapasan di depan kamarnya. Ia baru saja keluar dari kamar ketika aku berlari. Aku kaget karena aku berlari kencang sekali. Untunglah aku sempat mengerem kakiku. Alhasil, malah aku yang terjengkang ke depan. Junsu Oppa tertawa terbahak-bahak sehingga membuatku Jengkel setengah mati. Akhirnya ia mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.

Setelah benar-benar berdiri dengan baik, aku kembali meneruskan lariku meninggalkan Junsu Oppa yang masih tertawa. “Padahal tadi sebelum masuk kamar mandi jam baru menunjukan pukul 6, tapi kenapa waktu aku keluar kamar mandi jamnya sudah jadi pukul 8.30??Padahal ujiannya jam 10!” ujarku pada diri sendiri bingung.

Aku menuruni tangga masih dengan tergesa-gesa, kemudian menuju ke ruang keluarga. Di Ruang keluarga Oppa-oppa ku yang lain sudah berkumpul kecuali Junsu Oppa yang tadi kutabrak. Aku sedikit ngos-ngosan langsung duduk di sebelah Yunho Oppa.

“Jae Oppa makannya sudah siap belum?!” ujarku pada Jaejoong Oppa. Itu kata pertamaku padanya setelah aku mau mencoba untuk memaafkanya. Semua orang yang ada di situ terkejut termasuk Junsu Oppa yang sudah berdiri di anak tangga terakhir. Aku tahu dan paham mengapa mereka bingung tapi aku tetap cuek karena aku mulai bosan memasak sendiri. Jaejong Oppa yang paling dulu kembali normal. Wajahnya jadi ceria sekali.

“Oh…tentu cantik! Semua sudah siap untukmu. Bekalmu juga sudah ku siapkan. ” Jawabnya riang lalu menuju ke dapur (dapur jd satu ma ruang makan)
“Gumawo~~” jawabku singkat.
‘Ughh!!! PD sekali kau Bedebah!! Ehh…maksudku Jaejoong Oppa…’ batinku.
Oppaku yang lain akhirnya kembali normal. *Emang udah gila yak ok gg normal? Buagh…~diem aje napa author banyak omong ah!!~Kireii kejam masa author di lempar tas!!huhuhu*

End POV

Author POV…
Yunho yang mendengar pikiran Kireii langsung menyunggingkan senyum. ‘Dasar Kireii!dia memang lucu…!’ batinnya.

Kireii mulai kesal dengan Oppa-Oppany yang santai sekali. “Oppa ayo cepat! Bantu aku belajar! Tebakin aku Oppa…..” pintanya pada Yoochun. Yoochun adalah orang yang terkenal sangat rajin belajar sangat senang bisa membantu Kireii belajar. Sedangkan Yunho membaca Koran seperti biasanya di pagi hari. Junsu dan Changmin duduk berdampingan di salah satu sofa tersenyum-senyum memperhatikan Kireii.
‘Ada sesuatu yang mereka sembunyikan sepertinya’ pikir Yunho. Yunho kemudian bangkit dan berjalan pelan ke belakang dua mahklok Babo itu dan menjewer telinga mereka berdua. Kireii dan Yoochun masih asik bertanya-jawab sehingga mereka tidak tahu kejadian jewer-menjewer itu.

End POV….(ganti” molo POV nya wkwkwk….)

Changmin Pov

“Hahaha…sepertinya rencana kita berhasil Hyung…” ujarku pada Junsu Hyung stelah ia duduk di sebelahku sambil memainkan bola di tangannya.
“Ssssttt….Jangan keras-keras baboo!!” sergah Junsu Hyung. “Kita memang jenius Changmin~a….hhahahah!” Lanjutnya. Kami berduapun tertawa geli sambil mengingat kejadian tadi.

FB~~

“Hyung…Ayo bangun!!” kataku.
“Ehhmmnnn,,,..ah aku masih ngantuk Changmin~a!..Pergilah…Tinggalkan aku!!” ujar Junsu Hyung malas dan tetap memejamkan matanya.
“Hari ini Kireii akan test masuk Hyung!! Kita harus membantunya siap-siap!!”
Mata Junsu Hyung langsung terbuka. “Hah?Kireii?Ujian??Oh ia aku lupa…”
Junsu hyung langsung bangkit berdiri dan menuju kamar mandi. “Hahaha kalau masalah kireii saja kau baru peduli hyun!” kataku dan jawabanya adalah sepatu sepak bola sukses nangkring di mulutku.

“bweehhh…sialan kau hyung!” seruku sambil melempar sepatu itu dan sukses membuat gol di wajah Junsu hyung.”Bwahahahahahah…jhahahahah..ahahah!!!!!” Aku tertawa terbahak-bahak sambil dikejar oleh Junsu hyung. Kami akhirnya malah kejar-kejaran mengelilingi rumah bahkan hingga taman belakang rumah.

Saat berhenti dan duduk di rerumputan, aku dan hyung memandang kea rah balkon kamar kireii. Tirainya tersibak, sepertinya semalam ia lupa menutupnya. Dari bawah kami melihat Kireii bangkit dari kasurnya dan mencari handuk laru berlari ke kamar mandi. Sebuah ide gila sepertinya duduk di otak Junsu hyung. “ Changminiie…dengar!kau mau membantu kireii kan?” ujarnya. Aku pun mengangguk.
“Dengar!!Kau tahu sendiri Kireii dari kemarin paling susah disuruh lebih awal dan belajar. Sepertinya ia terbiasa terburu-buru. Lebih parah dari kita malah. Kalau kita ingin dia siap lbh cepat dan bisa belajar dulu, kita harus melakukan sesuatu!”
“Ah…to the point saja hyung!”
“Kerjain kireii Changminniiiieee….!hahahah…tumben kau lemot??”
“Maksudku bagaimana Caranya hyung??”
“Buat jam kamarnya berputar lebih cepat!!”
“Hah?Caranya?”
“Kita masuk ke kamarnya lewat balkon. Lalu kita putar jam di kamarnya jadi lebih cepat 2 jam. Hehehe….” Ujar junsu hyung dengan senyum usil bertengger di bibirnya.
“Ayo kita lakukan” ujarku.

Kami kemudian berlari kecil dan menaiki tangga taman yang langsung menuju ke balkon kamar Kireii. Benar kata Hyung, pintu balkon tidak terkunci. Kami kemudian masuk pelan-pelan. Berjalan mengendap-endap seperti maling menuju tempat jam kamar kireii digantung. Dengan cepat Aku meraih jam itu dan Junsu hyugn memutarnya ke angka 8. Aku terkikik geli sembari meletakan jam itu di tempat semula. Lalu tiba-tiba…

Ckleekk!! Kami mendengar kunci pintu kamar mandi di putar.

“Hyung cepat!” bisikku. Kami berlari sambil jinjit-jinjit menuju balkon. Setelah berhasil keluar kami berlari menuruni tangga. Junsu hyung sepertinya sedikit apes. Tujuan kami berlari menuruni tangga. Tapi Junsu hyung malah menggelinding di tangga. Hahaha…kasian…Aku kemudian membantunya berdiri sambil menahan tawaku sekuat tenaga. Spertinya Junsu hyung tak terluka sedikitpun. Aku pun akhirnya tidak tahan untuk tidak tertawa. Aku pun tertawa terbahak-bahak..
“Hahahah….lhuakaka…huah…hmmmpff..hmpff…” Junsu hyung membekap mulutku dan kemudian mendorongku kebelakang. Tapi sepertinya dia memang sial.
Plukk!!
Tepat di dahinya kini terdapat kotoran burung berwarna hijau menjijikkan..*wkwkw sorry Junsu…kamu kubuat menderita* Ia terlihat seperti orang India yang ada tanda di tengah dahinya. Bedanya kalau orang India merah…Ini Hijau dan bau…*buakakakakak….*
Ia memegang dahinya memeriksa dan kaget menyentuh sesuatu yang lembek dan hangat itu. Aku menahan tawaku sekuat tenaga dan langsung berlari masuk ke rumah. Aku melanjutkan lariku, masuk ke kamar ku dan menguncinya dari dalam lalu….
“Buaakkakakakagahahaha….Hahahahahah……….!!!Orang India dadakan….hahahaha” akupun tertawa sepuas hatiku.

End FB~~

Aku kembali tertawa mengenang kejadian terakhir. Aku menyebutnya kejadian dahi India. Junsu hyung yang sepertinya tahu kenapa aku tertawa, langsung menginjak kakiku. “Auch!” seruku. Aku menengok ke samping dan mendapat pelototan dari Junsu hyung.
Lalu…Gyuuuuutt…!!!
Telingaku rasanya seperti di robek paksa dari kepalaku. “Auuww…!!” aku menoleh dan melihat Yunho hyung menjewer telingaku dan juga Junsu Hyung sambil tersenyum sadis. “Sakit hyung!!” kata Junsu hyung.
“Ini pantas untuk kalian yang tega pada Kireii…!!Jelaskan padaku!” ujarnya masih dengan senyum sadisnya. Masih dengan telinga dijewer aku menceritakan semuanya cept-cepat pada Yunho hyung, tak lupa kesialan Junsu hyung ku ceritakan. Awalnya ia hanya mengangkat satu alisnya. Tapi Yunho hyung tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. “Huakakakakak…hahahahaha!!Itu deritamu Junsu…hahahah”
Aku sadar apa yang ditertawakan Yunho hyung. Pasti kejadian dahi india Junsu hyung tadi. Mau tidak mau akupun ikut menertawakan Junsu hyung. “Hwkwkwkwk!!Ia hyung itu deritamu jaadi orang india dadakan…ahahahah….”

Kireii POV

Aku sedang di beri pertanyaan oleh Yoochun Oppa ketika aku melihat jam di ruang keluarga. Hah? Pukul 7.30??Aku bangkit berdiri tiba-tiba.
“Ada apa Kireii?” Tanya Yoochun Oppa.
“Jam berapa sebenarnya sekarang?” tanyaku
“Jam setengah delapan sayang!” jawab Junsu Oppa cengar-cengir. Aku bingung dan menatap mata Junsu Oppa. Aku merasa ada sesuatu dengannya. Aku berlari ke atas menuju kamarku. Begitu di kamarku, aku melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 9.30. Aku semakin bingung namun sedetik kemudian aku berlari turun ke bawah. Ada yang usil padaku.

“Hosh…hosh…Junsssuuuu Oppaaaaaaaa!!” teriaku sambil menuruni tangga sambil ngos-ngosan.
“Hegh…Iya, sayang?!” jawab Junsu Oppa menahan tawa.
“Apa yang kau lakukan pada jam di kamarku?” tuduhku to the point begitu sudah berdiri di hadapannya.
“Kami hanya membuatmu lebih cepat!hahaha…” Changmin Oppa yang menyahut. “Aww…adduuuhh..duuhh…ampun…kierii…maafkan aku…Junsu hyung yang puny aide…bukan akkuuu..!!” seru Changmin Oppa setelah tiba-tiba aku mencubit pipinya. Aku pun memandang Junsu Oppa dan kemudian mencubit pipinya yang seperti bakpau itu seperti yang kulakukan pada Changmin Oppa sebelumnya.
“Aww…iyaa..iyaa….kami hanya membantu….aww…sakit…kireii..!!” seru Junsu Oppa. Dan aku akhirnya melepaskan cubitanku dan tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Oppa-Oppaku yang paling kecil itu. Yunho Oppa hanya geleng-geleng kepala. Sedangkan Yoochun Oppa masih bingung namun ia tak mau ambil peduli dengan semua itu.

-----------------------------------------------------

Teettt!!Teettt!!

“Ya, mulai kerjakan soal kalian!” ujar guru pengawas “Ingat!waktunya masing-masing 90 menit!”
Ku buka halaman pertama soal-soal itu. Aku tadi sempat kaget, bayangkan saja sepertinya yang diujikan hanya 3 mata pelajaran wajib. Tapi soalnya sudah seperti buku-buku pelajaran milik Changmin Oppa yang kulihat kemarin sore. Tebaaaaalll banget..!!

Huh…sudahlah…dari pada mengeluh lebih baik kukerjakan saja…

-------------------------------------
Soal-soal Dua mata pelajaran sudah kukerjakan. Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris. Aku menyelesaikan keduanya dengan mudah karena aku memang sudah mencintai bahasa dari dulu. Tinggal satu mata pelajaran lagi. Kubalik halaman selanjutnya dan angka seabrek mengantri untuk kucicipi menghitungnya.

Behh….malasnya aku kalau sudah seperti ini. Untung semalam Changmin Oppa mengajariku jalan-jalan mudah menyelesaikan ini semua. Aku mencoba untuk menjawabnya.

1 soal… aku tersenyum

2 soal… aku tersenyum lebih lebar

3 soal… aku tertawa kecil

4 soal… tawaku lebih lebar

5 soal… aku nyengir

6 soal… aku….Gilaaaaaaa!!!!

Aaarrrggghhh!!!Tidak ada yang bisa kukerjakan..!!Huaaa…mati aku 6 soal pertama aku tidak mampu!!
Aku ingat kata-kata Junsu Oppa tadi.

FB~~

“Dengaar sayang! Kau harus tenang jika mengerjakan soal!Jangan buru-buru dan gugup. Kami berdoa untukmu…mengerti?” Tanya Junsu Oppa.
Aku pun mengangguk paham..

End…Balik ke dunia nyata….

Huufffpp…huffpp….tenang!tenang!teennaaang!tenaaaanng!!
Ahh,….Junsu Oppa *-*!bodoh!baboo! gimana bisa tenang coba!!smuanya aku nggak bisa!!

Aku melirik sekilas ke halaman ke dua kumpulan soal-soal matematika itu.

(Japan sub)
17. sin 30o = …
a. 1/2 b. 1/2 (akar3)
c. 0 d. 1
Ah ini dia. Soal ini mudah. Tunggu sin 30o itu kan … … …ehmnn…berapa ya?? *gdubraaakk author pingsan…masa sin 30o gg tw sey??*

Oh ia aku inget.. ½
Hahahaha….baiklah aku isi itu.

-------------------------------------------

Setengah jam lagi berlalu dan soal matematika yang bisa ku jawab sudah banyak. Dari 100 soal aku bisa menjawab 50 yakin benar, 20 ragu-ragu, dan 30 yakin salah. *bruak…author kaget..hah?yakin kok yakin salah?ckckck*

Hah…aku menghela nafas dan melihat ke sekeliling. Hanya tinggal 10 orang yang tersisa di ruangan ini termasuk aku. Aku merapikan semua soal dan alat tulisku dan memasukannya ke dalam tas. Kemudian aku bangkit dan berjalan mengumpulkan lembar jawabanku. Fuuhh…Jesus I was finish…now it’s Your turn n’ I just can Pray…batinku.

Diluar banyak anak-anak berkerumun cemas. Aku pun berjalan cepat menuju gedung kesenian di belakang gedung sekolah. Aku masih ingat jalan menuju kesana ketika pertama kali aku melihat Jaejoong Oppa bermain drama. Sesampainya di sana aku melenguh karena pintunya terkunci. Yah sudahlah. Aku berjalan kembali ketempat ujian tadi. Tiba-tiba dua orang gadis yang tadi satu ruangan denganku menegurku.

“Hei, boleh kenalan?Aku Hanamori, panggil saja Hana!” ujarnya ramah.
“Dan aku Yurinaga, panggil saja Yuri!” ujar gadis yang bernama Yuri itu riang.
Hana adalah gadis yang cantik dan manis. Tingginya sama sepertiku dan tubuhnya ramping seperti model. Sedangkan Yuri agak lebih pendek dariku dan tubuhnya lebih berisi, namun wajahnya sangat imut dan ceria. Mereka tersenyum ramah padaku.
“Tentu Boleh! Aku Wamoto Kireii, panggil saja aku Kireii.” Jawabku sambil tersenyum.
“Bagaimana ujianmu tadi?Aku lihat kau agak murung?Apa kau tidak bisa??” Tanya Hana padaku.
Aku menggeleng. “Aku murung bukan karena ujian tadi kok!” jawabku. “Lalu kau kenapa Kireii?” kini giliran Yuri yang bertanya padaku.
“Oh, aku tadi ingin pergi ke Gedung kesenian. Tapi sayangnya ruangan itu terkunci.” Jawabku.
Hana dan Yuri memang benar-benar ramah. Mereka kompak berkata “Ohhh….Ayo kita keluar…”
“Lebih baik kita segera keluar dari sini!hahaha..” ujar Yuri riang. Dan kami bertiga pun berjalan sambil bercanda-canda.

-----------------------------------------------

Author POV

Di lain tempat…

Café Namikaze terlihat sangat ramai pengunjung siang hari itu. Di dalam terlihat lima orang pria muda sedang duduk di dekat jendela. Wajah mereka sangat dingin. Tak terkecuali wajah dua orang dari mereka yang terlihat imut namun saat itu semua dingin. Mereka adalah Yunho,Jaejoong,Yoochun,Junsu,dan Changmin.

Tak lama kemudian seorang gadis masuk ke café tersebut dan langsung berjalan kea rah mereka. Gadis itu sangat tinggi dan cantik. Pakaiannya tidak terlalu mewah namun rapi. Dia adalah Mitzuki.

Mitzuki dan Yunho cs. Membuat janji untuk bertemu di sini. Awalnya itu adalah ide Yoochun. Ia ingin menyelesaikan semua masalah sebelum Kireii benar-benar tinggal di rumah mereka secara resmi. Mitzuki duduk di kursi kosong yang sudah disediakan. Pelayan datang menghampiri mereka dan menanyakan apakah mereka sudah mau memesan minuman.

“6 kaleng beer bintang” jawab Mitzuki dingin tanpa menoleh ke arah pelayan. Pelayan itu mencatat pesanan Mitzuki kemudian berbalik pergi. “Ada apa?” Tanya Mitzuki singkat pada mereka.

Semua mata 5 laki-laki itu menatap Mitzuki. Namun hanya Yunho yang ditatap oleh Mitzuki. Bagus, memang hanya Yunho yang mau bicara. Yang lain hanya akan diam selama pembicaraan nanti.

End POV
-------------------------------------------

Kireii POV

Aku berjalan sendirian menuju pintu keluar. Hana dan Yuri pergi mengambil mobil dan mereka menyuruhku menunggu di depan pintu keluar. Mereka mengajakku jalan-jalan sebelum pulang. Awalnya aku menolak namun mereka berjanji akan mengantarku pulang setelah itu. Jadi ya…aku ikut saja.

Aku merogoh kantongku dan mengambil handphone. Kutekan nomor Yunho Oppa dan menunggu hingga tersambung.

“Ya, Kireii?Apa sudah selesai?Aku akan menjemputmu!” kata Yunho Oppa.
“Ah, Oppa…Aku memang sudah selesai tapi Oppa tidak usah menjemputku.”
“Ne~?kenapa?”
“Aku mau pergi jalan-jalan dengan temanku. Nanti aku diantar mereka pulang kok!”
“Oh…temanmu?Perempuan atau laki-laki?” Tanya Yunho Oppa penuh selidik.
“Tenang saja Oppa temanku perempuan kok!”
“Baiklah…tapi jangan pulang di atas jam 6 yah!” kata Yunho Oppa akhirnya.
“Ya Oppa…Thankz”
“Your welcome” jawabnya.

Setelah telepon terputus aku memasukan hp ku ke kantong dan meneruskan jalanku. Sepertinya ada yang aneh dengan Yunho Oppa?Tapi apa ya?Ah entahlah…mungkin dia sedang ada urusan.

Aku terus berjalan tapi tiba-tiba…
Bruukk!!
Aku terjatuh kebelakang dalam posisi duduk.Dan..Ughh!!pantatku sakit sekali…Siapa sih yang menabrakku? Menyebalkan!!Ku angkat wajahku dan…..

End POV

-----------------------------------

SomeOne POV

Aku sedang berjalan santai bersama 4 temanku ketika tiba-tiba…

Bruukk!!
Aku terjatuh dengan posisi berlutut. Ketika aku mendongak melihat siapa yang ku tabrak. Gadis itu tengah mengangkat wajahnya. Wajah kami hanya berjarak beberapa centi saja. Gadis itu terlihat shok dan tibi-tiba wajahnya memerah. Aku langsung memalingkan wajah dan mencoba berdiri dibantu teman-temanku.

“Kau tidak apa-apa TOP?” Tanya Seung Ri padaku. “Yah, aku baik-baik saja.”jawabku.

Setelah aku mampu berdiri dengan baik. Aku mengulurkan tanganku untuk membantu Gadis itu berdiri. Ia menyambut tanganku dan berdiri. Aku memastikan ia berdiri dengan baik. Gadis ini cukup tinggi pikirku. Ia juga sangat cantik. Tapi sepertinya dia tomboy sekali. Aku memperhatikannya dari atas sampai bawah. Ia hanya menggunakan tank top hitam bertuliskan ‘ Im HOT?So WHAT? ’ dan Celana Cargo motif army dengan banyak rantai. Tapi rambutnya yang lurus sebahu memberikan kesan yang sangat feminine. Sadar aku memperhatikannya, Ia menjadi salah tingkah. Tapi sedetik kemudian, “Hei! Apa kau tidak punya mata hah?!” seruku.

Wajahnya sedikit kaget mendengar suaraku yang terlalu keras. Namun secepat kilat wajahnya berubah dingin. “Kamu yang buta!!!Kan kamu yang menabrakku…!!” balasnya sengit.
“HAH?APA KAU BILANG?BERANI-BERANINYA KAU BILANG TOP BUTA!KAU TIDAK TAHU KAMI SIAPA??” bentak Dae Sung.
“HAAAH…I DON’T CARE WHO U ARE!” seru gadis itu sambil menunjuk kami. Wjahnya cuek sekali. Gadis ini unik juga. Ia tak punya rasa takut padaku sedikitpun. Mainan yang bagus…
“HEI…AKU BISA MEMBUATMU TIDAK DI TERIMA DISINI PEREMPUAN SIAL!” tantangku.
“MWOO?HAHAHA…” ia tertawa sinis “PEDULI SETAN! MINGGIR!!” lanjutnya sambil mendorongku dan pergi begitu saja. Aku malah jadi sedikit emosi dengan sikapnya. Ahh lihat saja kau! Batinku.

“Sudahlah TOP…Jangan di bawa emosi!” ujar Tae Yang menenangkanku.
“Ayo kita pulang…ujian kita kan sudah selesai!” tambah G-Dragon sambil merangkulku dan menariku ke arah lapangan parkir.

End POV

"udah taukan ni POVnya sapa....*

---------------------

Kireii POV

“Dasar Orang gila! Masa dia yang nabrak, malah marah-marah sama aku?!” ujarku kesal sambil duduk di jok belakang mobil Hana.
“Hei…kau kenapa lagi Kireii?” Tanya Yuri bingung.
“Tadi aku di tabrak orang sampai jatuh. Bukanya minta maaf malah marah-marah padaku. Padahal dia yang nabrak Aku!!” ceritaku sambil masih emosi.
“Yah sudahlah…Sabar aja…kita kan mau senang-senang…jangan cemberut gitu donk…!” kata Hana sambil meliriku lewat spion tengah mobilnya.

Ahhh….dasar laki-laki sialan batinku. Oya siapa namanya tadi?Ehh..oia TOP!Padahal menurutku dia tampan. Tapi…Fiuuhh…aku menghela nafas…
“Ya…benar juga…ya sudahlah…”

Kamipun sampai di tempat tujuan. Tenyata Hana dan Yuri mengajakku ke Mall. Kami berputar-putar…naik…turun eskalator…keluar…masukk toko…mencoba berbagai macam baju tapi tidak satupun kami beli…Hahahaha…inilah enaknya jalan dengan teman-teman yang sealiran gilanya denganku…

Akhirnya kami mulai capek mengelilingi Mall. Yuri berinisiatif untuk ngafe di café milik orang tuanya di sebelah mall. Aku dan Hana setuju dengan usul Yuri. Kapan lagi ngafe gratis…hahahah…
Kami keluar dari mall lewat pintu samping. Mobil Hana sengaja ditinggal di parkiran Mall. “Nanti kalau mau pulang saja baru di ambil” kata Hana.

Aku, Hana dan Yuri berjalan menuju café yang ditunjuk Yuri. Café Namikaze…
Ketika masuk ke café itu, tidak sengaja aku melihat beberapa orang yang kukenali. Aku kaget setengah mati melihat siapa mereka. Aku hanya diam mematung di pintu masuk café itu. Hana dan Yuri bingung melihat sikapku dan mencari arah pandangku. Mereka melihat lima orang pria tengah duduk di sana sambil berbicara serius. Hana dan Yuri kembali memandang Kireii lalu bertanya. “Ada apa Kireii?” Tanya Yuri cemas. “Kau kenal mereka?” ganti Hana yang bertanya padaku.

Aku sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan Hana dan Yuri…Aku terlalu sibuk dengan kekagetanku…Mereka…!!!....

Mereka ada di sini? Apa jepang sesempit ini?Kenapa harus ketemu mereka lagi?OMG!!
“Kireii!Moshi-moshi kireii!!Heloo!!”
Kata-kata Hana menyadarkanku dari lamunanku. “Sssstt…jangan keras-keras!kecilkan suaramu!” ujarku.
“Heh? Terserahlah Kireii!Ayo kita duduk di sana…” ujar Hana cuek sambil menunjuk tempat Yuri duduk…OM…Yuri duduk tepat di sebelah mereka…
Aku hendak menolak namun Hana sudah keburu menarikku. Aku seperti di seret paksa. Alhasil saat melewati meja kelima lelaki itu, Aku malah menabrak pelayan yang sedang membawa minuman. Isi minuman itupun mengguyur tubuhku dan salah satu dari lime lelaki itu. T.O.P…. Oh Tuhan it’s new problem! Batinku.

T.O.P POV

Aku sedang bersantai ketika tiba-tiba…
Byyuurr!!
“Wow!^^;;!” seruku kaget. GD, Seung Ri, Tae Yang dan Dae Sung bangkit berdiri. Baju mahalku basah semua. Aku berdiri dari tempatku duduk dan mendongak mendapati siapa pembuat ulah ini.
“Kauu??!!....” bentakku. Hah? Gadis itu lagi? Apa Jepang sangat sempit sehingga dalam satu hari aku bertemu dengannya 2 kali? Bahkan dalam 2 x pertemuan aku selalu sial!!

“Dasar pembawa siall!” umpatku sambil menunjuk wajahnya. Gadis yang awalnya diam dan menunduk itu kemudian tersentak dan mendongak. Bibirnya membuka tak percaya. Ia menatapku tajam dan penuh kebencian. Aku tak peduli tatapan tajam semua pengunjung café itu, karena mata gadis ini jauh lebih tajam dan menusuk.
“Apa?” bisiknya pelan dan dingin, namun aku masih bisa mendengarnya. Ia melihat sekeliling sekilas sebelum…*Buaagghhh!* Ia menghantamku tepat di pipiku. Pukulannya cukup keras sehingga membuatku terdorong kebelakang, menabrak meja.

“TOP!Kau baik-baik saja?!” seru teman-temanku serempak sambil menahanku agar tak jatuh kebelakang. Aku memegang pipiku dan merasakan nyeri di sana. Aku memandangya penuh kemarahan, lalu bangkit berdiri. “Apa maksudmu pembawa sial?!Kau berani memukulku??” bentakku seraya mengepalkan tanganku. “Kau sudah menginaku dan aku tak boleh memukulmu?!” jawabnya ketus. Lalu dua orang gadis lagi berdiri di belakangnya dan menenangkannya. “Sudahlah Kireii…Ini salahku…aku yang menyeretmu...” ujar salah satu temanya yang berwajah manis. Oh, jadi namanya Kireii? “Gomenasai, ini salah tmanku…temanku yang menyeret Kireii sehingga menabrak pelayan itu…” tambah temannya yang lain yang berwajah lucu dan sedikit gemuk.
“Heh!” Kireii tiba-tiba membentak kedua temannya. “Buat apa kalian minta maaf pada si Brengsek ini?Dia sudah membuatku sial 2 kali hari ini!!”
“Hei!!Yang mebuat sial itu kau! Lihat bajuku ini…semua gara-gara kau!” balasku membentak, sebelum kutambahkan“Apa kau sanggup membayar biaya laundry ini semua?”
“Oh…kau sepertinya memang buta yah!!Apa kau tidak lihat?Bajuku juga basah!dan biaya laundry?Kau pikir aku Ibumu? Harus membayarimu!!” jawab Kireii. Mendengar kata-katanya aku semakin emosi akhirinya kuangkat kepalan tanganku kemudian kuayunkan hendak kuhantamkan pada wajahnya. Namun, sebuah tangan menahanku tepat sebelum aku benar-benar menghajar Kireii itu.

Aku menoleh dan kudapati seorang pria berwajah seperti perempuan menangkap kepalan tanganku. Dibelakangnya berdiri 4 orang laki-laki yang lain. “Siapa kau!” tanyaku pada laki-laki cantik itu kesal, “Jangan ikut campur urusanku!” ancamku.
“O…Oppaa?” Kudengar suara Kireii kebingungan. Saat aku memandang ke arah Kireii, kulihat wajahnya penuh tanda Tanya. Oppa?apa maksudnya? Aku orang Korea, jadi aku tahu maksud kata Oppa…Lelaki ini kakaknya?Aku kembali melihat kea rah orang yang dipanggil Oppa oleh Kireii. Lelaki-lelaki itu memandangku kesal. “Apa kau hanya berani dengan perempuan!?” Ujar Pria cantik itu padaku.

“Hei!Lepaskan dia!” seru Tae Yang sambil menarik tanganku yang dicengkram oleh Pria cantik itu.
“SHUT UP!!” kata salah satu lelaki di belakang Pria cantik ini. Kemudian mereka berempat menghampiri GD,Tae Yang,Seung Ri, dan Dae Sung satu per satu. “Oppa?sedang apa Oppa di sini?” Tanya Kireii masih bingung. Namun kelima laki-laki itu tak ada yang menjawab. Kireii sepertinya jadi kesal sendiri. “Jaejoong Oppa!Jawab aku!!” nada suaranya lebih tinggi 1 oktaf. Pria cantik yang bernama Jaejoong itu masih saja diam.

“Kireii!Kamu baik-baik saja?” tiba-tiba seorang gadis lagi muncul di tengah-tengah kami langsung memeluk Kireii. “Mitzuki?” ujar Kireii kaget. Kireii menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, “Apa-apaan ini?!Kenapa Oppa bisa ada di sini? Dan kau Juga Mitzuki?!” ujarnya tak mengerti.
Kireii memandang orang-orang yang dipanggil Oppa olehnya dan Mitzuki. Aku tak paham dengan situasi ini. Namun Aku dan keempat temanku hanya diam dan menyaksikan kejadian ini. Seolah-olah kami juga bagian dalam drama ini.

“Yunho hyung?” kudengar GD memanggil nama seseorang. Akupun menoleh mencari tahu siapa yang dipanggil GD dengan Yunho.
-------------------------
Author POV

“Yunho hyung?” kata G-Dragon.
“Kau mengingatku dengan baik Ji Yong!” ujar Yunho
Semua orang yang ada disitu (Mitzuki, Kireii, Jaejoong, Yoochun, Junsu, Changmin, Tae Yang, T.O.P, Seung Ri, Dae Sung, Hana, Yuri) memandang mereka berdua bingung. Namun sepertinya dua orang itu cuek, dan malah asik berbincang-bincang serius. Mereka yang menontonpun anehnya malah diam saja memperhatikan.

“Hyung…aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini.”
“Jangan basa-basi Ji Yong!”
“Apa maksudmu hyung?”
“Apa yang kau lakukan di Jepang?”
“ Aku tidak melakukan apa-apa hyung. Aku hanya ingin meneruskan sekolahku di Jepang saja.”
“Siapa yang menyuruhmu?Memang kenapa dengan sekolahmmu di Korea?”
“Ti…tidak…tidak ada yang menyuruhku kok! Tidak ada apa-apa dengan sekolahku di Korea…”
“Dimana Amma?”
“A…a…amma…Dia…”
“Jawab yang jelas!”
“Amma sudah meninggal sebulan yang lalu”

Petir bagai menyambar-nyambar di otak Yunho. ‘Apa?Apa maksudnya Amma sudah meninggal?Sebulan yang lalu?’ batin Yunho.

“Apa maksudmu Ji Yong? Jangan bercanda padaku! Katakan dimana Amma? Jangan mempermainkan aku!”
“Hyung…Aku tidak mungkin mempermainkanmu…Amma sudah pergi dari kita sebulan yang lalu!” GD berkata dengan raut wajah sedih. “Sebelum pergi Amma menyiapkan semua kebutuhanku untuk pindah ke Jepang. Ia bilang kau tinggal di Jepang dan Amma menyuruhku menemuimu! Awalnya aku memang menolak dan tidak mau. Tapi setelah amma pergi, akupun menuruti semua permintaannya…”
“…………………”
“Teman-temanku juga akhirnya ikut aku ke Jepang.”
“Jadi ini teman-temanmu? Ini The BigBang yang kau banggakan di depan Amma?”
“Awalnya aku akan mencarimu setelah aku pindah, tapi ternyata kita malah bertemu sekarang. Jadi membuatku tak perlu susah-susah mencarimu hyung~”
“Kenapa?kenapa kau tidak mengabariku saat Amma pergi?” ujar Yunho terpukul. “KEENNAAAPAA?!!HAH?” lanjut Yunho marah sambil menarik kerah baju G-Dragon.
“Hyung!...tenangkan dirimu!” ujar Junsu maju menenangkan Yunho sebelum anggota BigBang lainya sempat bereaksi. Changmin membantu Junsu melepaskan cengkraman tangan Yunho dari kerah G-Dragon. Junsu mengangguk pada Yoochun yang masih berdiri di depan Tae Yang. Yoochun melihat tanda dari Junsu dan langsung berkonsentrasi untuk mengendalikan suasana di sekitar tempat mereka berdiri.

Sepertinya Yoochun berhasil mengendalikan suasana di sana. Suasana yang sempat panas kini kembali lebih tenang. Kini giliran Junsu yang beraksi. Junsu berkonsentrasi penuh mengendalikan Aura, perasaan, dan emosi Yunho. Junsu menyentuh pundak Yunho dan memulai aksinya. Sepertinya Junsu sedikit kesulitan mengendalikan Yunho awalnya. Keringat mulai membasahi dahi Junsu. Akhirnya Junsu berhasil mengendalikan emosi Yunho yang dapat meledak kapan saja itu dengan bantuan Changmin *kaya tenaga dalam gitu-disalurin lewat sentuhan-*

Setelah suasana tegang dan emosi Yunho mereda, Kireii sadar dari kebingungannya. Lalu dia berkata pelan, “Gomen, bisa jelaskan ini semua? Aku makin hari, makin tak mengerti dengan semua ini…”

“Akan kami jelaskan di rumah Kireii!Sekarang kita pulang dulu!” ujar Jaejoong sambil melepaskan tangan T.O.P dari cengkramannya, lalu menatap Mitzuki dan menambahkan “Kau lebih baik pulang dulu ke Nagoya. Biar kami yang menjelaskan semuanya pada Kireii. Jika kami membutuhkanmu untuk ikut menjelaskan, Changmin akan menjemputmu dengan mobil.” Mitzuki mengangguk pada Jaejoong dan memeluk Kireii sambil berbisik “Kireii, mereka akan menjelaskan semuanya padamu. Percayalah aku tidak tahu apa-apa tentang kejadian barusan. Aku pulang dulu!” Mitzuki mengecup pipi Kireii sekilas lalu berbalik pergi meninggalkan Mereka.

“Ehh…kami juga lebih baik pulang dulu saja, Kireii!Kami yakin kami tidak berpengaruh di sini.” Ujar Hana rikuh. Kireii kini memandang kedua teman barunya itu. “Telpon kami kalau kau butuh apa-apa…misalnya kau ingin curhat…” tambah Yuri sambil tersenyum. “Baiklah…Arigatou atas hari ini. Gomenasai membuat kalian bingung.” Ujar Kireii akhirnya. Hana dan Yuri menjawab dengan tulus dan kompak, “Sampai ketemu besok di hari pengumuman...ingat telpon kami!!" lalu beranjak pergi dari situ. Kini hanya 11 orang yang tersisa termasuk Kireii.

“Jadi GD…Ini Dong Bang brother’s??” akhirnya T.O.P angkat suara. “Diam T.O.P!” ujar G-Dragon. T.O.P memandang GD sesaat hendak protes, namun setelah sedikit berpikir ia memutuskan untuk diam.
“Sudahlah ayo pulang!Hyung~” tukas Changmin yang dijawab anggukan kepala dari Jaejoong, Junsu dan Yoochun, sedangkan Yunho masih diam saja sambil menekuri lantai.

Junsu menarik Yunho dan menggandeng siku Yunho kemudian beranjak pergi. Yoochun dan Changmin mengikuti Junsu, dan Jaejoong merangkul pundak Kireii kemudian menyusul yang lainnya.

“Yunho hyung!” seru GD sebelum Kireii cs. Keluar dari restoran. Yang merasa di panggil menoleh. “Maafkan aku tidak mengabarimu…itu permintaan Amma!” tambah GD sambil menundukan kepalanya. Yunho sedikit tersentak mendengarnya namun ia melanjutkan jalanya keluar café itu. Kini malah Yunho yang menarik Junsu keluar.

--------------------------------------------

Kireii POV

Setelah Mitzuki, Hana dan Yuri pergi, Aku semakin bingung sendiri. “Jadi…Ini Dong Bang brother’s??” akhirnya T.O.P angkat suara. “Diam T.O.P!” ujar orang yang di panggil Ji Yong oleh Yunho Oppa tapi dipanggil GD oleh T.O.P—T.O.P memandang GD sesaat hendak protes, namun setelah sedikit berpikir sepertinya ia memutuskan untuk diam. Dong Bang brother’s? The Big Bang? Apa maksudnya? Aku jadi makin tak mengerti…Lalu, yang aku masih ingin tahu, kenapa ada Mitzuki disini? Bersama dengan Yunho-Jaejoong-Yoochun-Junsu-Changmin Oppa? Apa yang mereka sembunyikan dariku?

“Sudahlah ayo pulang!Hyung~” tukas Changmin Oppa yang dijawab anggukan kepala dari Jaejoong Oppa, Junsu Oppa dan Yoochun Oppa, sedangkan Yunho Oppa masih diam saja sambil menekuri lantai.

Junsu Oppa dan yang lain membantu Yunho Oppa yang terlihat seperti terpukul. Dan Jaejoong Oppa merangkul pundakku kemudian menyusul yang lainnya. Sebenarnya aku masih malas bersentuhan dengan Jaejoong Oppa, tapi entah mengapa rasanya pelukan darinyalah yang saat ini kubutuhkan. Ketika ia merangkulku sambil berjalan, kurasakan tatapan T.O.P menusukku. Aku menoleh melihat T.O.P namun aku masih terlarut dengan pelukan Jaejoong Oppa.

“Yunho hyung!” seru GD atau Ji Young sebelum kami Keluar dari restoran. Kami berenam serempak menoleh. “Maafkan aku tidak mengabarimu…itu permintaan Amma!” tambah GD sambil menundukan kepalanya. Yunho Oppa seperti tersengat listrik namun Ia segera berlalu keluar café.

Di depan café tadi sempat kulihat 2 mobil yang sangat mewah dan jarang dijual alias langka. Ternyata kedua mobil itu milik
Jaejoong Oppa

user posted image

DAN

user posted image

Yunho Oppa.

Aku bingung kenapa aku harus naik mobil Jaejoong Oppa berdua. Sedangkan Yoochun Oppa, Junsu Oppa dan Changmin Oppa naik mobil Yunho Oppa. Apa yang sebenarnya mereka semua sembunyikan dariku??

Di dalam mobil, aku terpaksa bertanya pada Jaejoong Oppa. “Oppa, jawab aku ada apa sebenarnya?” tanyaku memelas. Jaejoong Oppa yang sedari tadi berkonsentrasi menyetir menoleh dan memandangku sejenak. Awalnya aku malu dipandangi seperti itu, tapi demi kejelasan semuanya kupasang tampang memelas di wajahku. Sepertinya Jaejoong Oppa kasian melihatku kebingungan seperti ini, “Kireii akan kuceritakan satu per satu…Dengarkan baik-baik…” Jaejoong Oppa mengehela nafas sebelum ia mulai bercerita.
“Mitzuki dan Yunho dulu…”

Di dalam mobil, aku terpaksa bertanya pada Jaejoong Oppa. “Oppa, jawab aku ada apa sebenarnya?” tanyaku memelas. Jaejoong Oppa yang sedari tadi berkonsentrasi menyetir menoleh dan memandangku sejenak. Awalnya aku malu dipandangi seperti itu, tapi demi kejelasan semuanya kupasang tampang memelas di wajahku. Sepertinya Jaejoong Oppa kasian melihatku kebingungan seperti ini, “Kireii akan kuceritakan satu per satu…Dengarkan baik-baik…” Jaejoong Oppa mengehela nafas sebelum ia mulai bercerita.
“Mitzuki dan Yunho dulu…”

End POV (gomen aku potong!!)
---------------------

Mitzuki POV (akhirnya Mitzuki pny POV jg…wkkwkw…baca baik” coz dsini sebuah kunci kuberikan lagi! walo msh misteri,...wkwk)

Aku berjalan keluar dari café itu dengan berat hati. Aku meninggalkan “adik” tersayangku Kireii dengan berat hati. Aku pergi menuju stasiun Shinkansen dan membeli Tiket untuk kembali ke Nagoya. Di dalam Kereta aku kembali berpikir.

Flash Back

Di bawah pohon besar di Taman pinggir kota aku duduk menunggu seseorang dengan penuh rasa rindu. Tak lama seorang laki-laki muda dan tampan berlari-lari menghampiriku. Dari kejauhan ia menyerukan namaku “Miittzzzuuukkiiiii!!!” ujar Yunho.
Sesampainya dihadapanku aku lalu berdiri dan ia pun memeluku. Hangat rasanya dipeluk oleh Yunho, Kekasihku.

Kami berpelukan lama sekali. Ketika aku mengendurkan pelukanku, Yunho juga melakukan hal serupa. Namun ia langsung menciumku tepat di bibir. Aku menikmati ciumannya, bibirnya yang lembut dan manis seakan memuaskan dahagaku. Aku memejamkan mataku untuk merasakan sensasinya. Setelah cukup lama, Yunho melepaskan ciumannya dan menarikku kembali ke dalam pelukannya. Kali ini dia memeluku lebih erat, hingga kurasakan bahuku basah dan hangat. Yunho menangis.

Ada apa ini? Aku menarik diriku dari pelukan Yunho dan menatap Yunho.

“Yunniee~ kenapa kau menangis?apa ada sesuatu?” tanyaku cemas.
“Bebz, maaf! Aku harus memberitahumu sesuatu…Aku harus jujur padamu sebelum semuanya terlanjur!” ujar Yunho. Aku tiba-tiba merasa sesuatu akan terjadi di antara kami.
“Baiklah, jujurlah padaku *jadi kaya laguna radja*Yunniee~!Apa yang ingin kau katakan?”
“Bebz, selama ini aku hanya berpura-pura mau menjadi pacarmu!”

CttaaaarrrrRRRR!! Seolah-olah aku seperti tersambar petir ribuan Volt.

“Berpura-pura?” tanyaku. “Apa maksudmu Yunniee~?”
“Yah awalnya seperti itu. Tapi semua akhirnya berubah Mitzu!”
Aku memang bukan orang yang tak mau mendengar penjelasan orang lain, jadi aku tetap diam sampai Yunho akhirnya mulai bercerita dan memberiku penjelasan.
“Aku memintamu jadi pacarku hanya untuk mencari tahu tentang adikmu!”
“Adikku?Kireii! Apa hubunganya dengan Kireii?” tanyaku sabar.
“Aku sebenarnya tidak hanya mempunyai 4 orang adik, tapi lima. Dan adikku yang terakhir adalah perempuan. Ia langsung di jual oleh assisten mamaku setelah dilahirkan. Susah lama kami mencarinya. Hingga suatu saat kami menemukan jejak-jejak yang mengarah bahwa adikmu adalah adikku yang hilang itu.” Yunho menarik nafas dan terisak sebelum melanjutkan, “Awalnya aku tak percaya, apalagi kita teman satu kampus. Aku berinisiatif untuk mendekatimu Mitzu! Aku ingin mencari tahu labih lanjut dan memastikannya. Sampai akhirnya aku menyatakan cinta padamu. Kau tidak memberiku jawaban beberapa hari, kupikir aku harus mencari cara lain untuk mencari tahu tentang adikku itu. Tapi ketika kau menerimaku, Entah mengapa aku benar-benar bahagia tulus dari dalam hati. Dan akhirnya aku menyadari aku benar-benar menyukaimu. Aku mencintaimu Mitzu!!...Tulus dari dalam hatiku yang paling dalam…” Yunho kembali terisak. Aku melihat air matanya menetes dari susud matanya. Aku mengangkat tanganku dan kuusapkan pada wajahnya menghapus air mata itu dari wajah tampannya.

“Apa kau yakin Kireii adikmu yang hilang?” tanyaku.
“A…awalnya aku tak percaya…tapi semua bukti mengatakan bahwa adikmu…positif adikku yang hilang dulu…Maafkan aku Mitzu!” ujarnya tulus. Wajahnya benar-benar sendu.
“Kalau begitu, aku juga harus memberitahumu.” Ujarku padanya. Melihat Yunho menangis, aku jadi semakin terpukul. Aku tahu ia bersungguh-sungguh mengatakan semua itu. Termasuk jika ia bilang ia mencintaiku. Wajahnya tak pernah berbohong. Aku berusaha menahan tangisku dan berkata pada Yunho.
“Yunho, adikku mestinya sudah mati 13 Tahun yang lalu. Saat itu aku masih berumur 5 tahun. Mamaku yang terpukul atas kejadian itu, mengalami depresi yang berat. Mama hampir gila.” Yunho kaget mendengar kata-kataku.
“Tapi 15 tahun yang lalu, ayahku membeli seorang bayi yang mungil. Dan dia adalah Kireii.” Tambahku. Lalu kemudian tanpa sadar air mataku menetes. Sadar aku menangis Yunho mengusap wajahku menghapus air mata itu.

Aku berdiri dan berbalik. “ Yunnie~ mungkin ini akhir hubungan kita. Jika memang benar Kireii adikmu. Aku tidak akan menyerahkanya semudah itu padamu…!Dia adalah adikku seorang!”
Akhirnya aku berjalan pergi. “Walau kita berpisah, aku tetap mencintaimu, Yunnie…You are my love!” tambahku. Saat kudengar Yunho memanggil namaku, Aku berlari sekuat tenaga dan masuk ke dalam mobil lalu pergi meninggalkannya.

End FB….

Aku mencintai kireii seperti mencintai diriku sendiri. Ia adalah hidupku. Kireii adalah segalanya bagiku. Aku rela melakukan apa saja asalkan Kireii tetap selalu di sampingku, selamanya. Saat ini apa yang akan 5 orang lelaki itu ceritakan pada Kireii? Kebohongan apa lagi?

Semua ini salahku. Aku meminta mereka menutupi semua ini, sampai aku sendiri yang bicara pada Kireii. Tuhaann…salahkah perbuatanku ini?

END POV

Jaejoong POV

“Apa!! Jadi Mitzuki dan Yunho Oppa dulu pacaran?” Tanya Kireii kaget setengah mati.
“Iya, kireii. Dan karena Yunho masih mencintai Mitzuki, ketika ia mendengar kau akan di sekolahkan di Cassie Yunho menawarkan diri untuk menjagamu.” Jawab ku. Aku memandang lagi ke jalan raya dan merenung ‘maaf Kireii aku hanya bisa memberitahumu hal ini. Aku tak bisa jujur padamu lebih dari ini. Aku bahkan harus membohongi diriku sendiri karena perasaanku padamu.’

Aku tak mungkin menatap matanya saat ini. Aku takut ia menyadari perasaanku padanya. Aku tak mau mempunyai perasaan yang tak seharusnya pada adikku ini.

“Lalu ada apa dengan Yunho Oppa? Apa maksud Ji Yong atau GD itu berkata pada Yunho Oppa bahwa Amma sudah meninggal??” Tanya Kireii lagi.

Kali ini aku hanya diam dan berpikir sejenak.

“Tanyakan sendiri pada Yunho! Aku tidak mau berkomentar apa-apa tentang itu…Maaf Kireii…!” jawabku akhirnya.

“Baiklah Oppa…

End of POV
----------------

Author POV

Sesampainya di rumah Kireii dan Jaejoong langsung menunggu yang lain di ruang keluarga. Baik Kireii maupun Jaejoong tidak ada yang mencoba membuka mulut lebih dulu. Suasana di ruangan itu dangat hening. Kireii masih memikirkan kata-kata Jaejoong di mobil tadi. Sedangkan Jae asik dengan pikirannya sendiri.

‘Apa selama ini sikap dingin Mitzuki dan lima laki-laki ini karena hal itu?’ pikir Kireii.

Tiba-tiba Jaejoong berkata pada Kireii. Membuyarkan lamunan Kireii tentang kejadian di café tadi. “Cantik, menurutku lebih baik kau tidak usah bertanya apapun dulu pada Yunho. Terutama tentang kejadian tadi. Kurasa saat ini adalah saat yang berat bagi Yunho untuk menjelaskan semuanya. Biarkan ia tenang dulu.”

“Baiklah Oppa…” jawab kireii. Kireii tadi juga sempat berpikir seperti itu. Ia merasa tidak enak jika bertanya langsung. Ia takut mengganggu urusan pribadi Yunho. Sepertinya Jaejoong juga berpikir sama sepertinya. “Jika sudah saatnya, kami akan menjelaskan semua padamu.” Tambah Jaejoong. Kireii

Tak lama dari depan terdengar suara mesin mobil. Kireii dan Jaejoong berdiri bersamaan. Mereka berjalan berdampingan menuju ke Pintu depan. Jaejoong dengan santainya meletakan lengannya di bahu kireii, merangkulnya. Awalnya kireii kaget, namun ia berusaha bersikap normal, layaknya kakak-adik.

Di Pintu depan Yunho, Yoochun, Junsu, dan Changmin berjalan dalam diam. Kireii mencoba mencairkan suasana beku itu. “Oppa, kalian mau makan tidak?” Tanya Kireii. Lima lelaki itu awalnya hanya memandangnya. Namun, kemudian Junsu dan Changmin kompak berteriak, “MAAAUUU!!” Yoochun yang berdiri di antara keduanya langsung memeriksa keadaan telinganya, setelah menjitak kepala dua orang itu. Kireii tersenyum melihat hal itu. Jaejoong juga tersenyum melihat Yunho yang juga masih bisa tersenyum.

“Aku dan Jaejoong Oppa akan memasak makanan untuk kita semua.” Kata Kireii.
“Dan kalian boleh pesan apa saja, lalu kami akan memasaknya. Bagaimana?” tambah Jaejoong.

Yochun yang masih memegang telinganya langsung request deluan, “Aku mau I fu mie!”
Changmin : “Aku mau Bulgogi!banyakin sausnya!”
Junsu : “Aku mau ramen, pake cabe dipotong-potong, trus dikasih nanas.”
Kireii : “Oppa aku reQ tuna steak? Tapi Oppa yang masak!”
Yunho yang sedari tadi diam saja berkata, “Aku… masakin aku Lodeh aja deh!!” *gdubrag….author: sorry, no comment! xp*
Alhasil semua yang ada di situ tertawa mendengar permintaan Yunho yang –Njawani- itu.

Ya, begitulah hal ini berlanjut. Jaejoong dan Kireii akhirnya sibuk di dapur memasak untuk mereka. Mereka semua sudah kembali tertawa. Namun mereka tidak tahu kejutan apa yang sudah menenti mereka semua.

End POV

Yoochun POV

Akhirnya… berkat Kireii Yunho~hyung sudah bisa tersenyum lagi. Dia memang anak yang manis dan baik hati. Pertama kali aku melihatnya yang kupikirkan hanya satu kata. Tomboy. Tapi sekarang, penilaianku terhadapnya berubah. Ia adalah gadis yang tomboy, energik, pandai, ceria, dan…Eh…sedikit agresif. Aku sedikit bingung awalnya mengetahui kireii bisa memasak. Tapi nyatanya masakannya memang enak. Bahkan masakan Jaejoong hyung bisa-bisa tertandingi oleh masakan kireii.

Haahhh…aku jadi makin bingung. Sebenarnyaapa yang kira-kira ada di pikiran kireii ya? Apa dia sama sekali tidak merasa aneh dengan semua ini? Aku lamu-lama mulai muak dan bosan menutupi segalanya. Tapi apa boleh buat? Itu yang diminta Yunho~hyung dan Mitzuki. Semoga ini semua cepat berakhir. Aku sungguh-sungguh ingin Kireii tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Anak itu terlalu baik untuk diperlakukan seperti ini. Dia terlalu pintar untuk ditipu. Aku yakin ada yang makin lama ia sadari dari semua ini. Aku penasaran bagaimana reaksinya jika semuanya terbongkar… Akankah ia marah dan meninggalkan kami semua? Semoga itu adalah hal terakhir yang ada dipikiranya. Aku tak mau lagi kehilangan Kireii. Ia milik kami satu-satunya!

End Of POV
---------------------------

Author POV

Sudah 3 hari berlalu sejak kejadian di café yang menggemparkan waktu itu. Semua orang di rumah besar itu tengah dibuat was-was menanti hasil ujian Kireii. Pagi ini Jaejoong sudah bangun pagi-pagi sekali lalu menyiapkan sarapan kemudian membangunkan yang lain. Pasalnya, hari ini hasil ujian Kireii akan dikirimkan ke rumah oleh salah satu petugas dari SMA Cassiopela. Orang yang paling sulit untuk dibangunkan adalah Kireii dan Changmin. Mereka berdua sudah seperti kerbau pemalas. Susah sekali di bangunkan. Untung Kireii masih bisa dibangunkan. Ia lalu mandi dan ikut sarapan bersama.

Seusai sarapan mereka semua minus Changmin bersantai di kamar Kireii. Namun yang terlihat santai hanya 3 orang, Kireii, Junsu dan Yoochun. Mereka asik main PS sambil tertawa, rebutan stick PS, dorong-dorongan jika kalah main, dan Kireii malah loncat-loncat di atas tempat tidur mengganggu Changmin yang numpang tidur lagi di kasurnya. Lalu mengguncang-guncang bahu Yoochun yang sedang serius main PS menantang Junsu. Alhasil, Yoochun kalah telak dari Junsu. Hal itu membuat Yoochun kesal setengah mati, Ia pun membalas dendam kepada Kireii dengan cara…digelitikin…dan Kireii pun makin teriak-teriak . Sedangkan, 2 orang sisanya Jaejoong dan Yunho…Malah mondar-mandir seperti setrika di balkon kamar Kireii, sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah empat orang bedugal-bedugal itu yang aneh-aneh. Mereka mondar mandir sambil berbincang-bincang tidak jelas.

“Aku cemas dengan hail tes Kireii nanti.” Ujar Jaejoong pada Yunho.

“Iya…aku juga cemas sekali. Tapi anak itu sepertinya sama sekali nggak punya beban.” Jawab Yunho

“Nah, itulah yang menyebabkan aku cemas. Apa dia nggak takut ya kalau tidak lolos? Junsu dan Yoochun juga malah nggak mau abli pusing. Changmin Cuma tidur saja dari tadi.” Lanjut Jaejoong.

“Yah mereka memang sulit untuk serius. Tapi Yoochun tumben-tumbenan dia main sampai seperti itu. Apa Kireii sudah meracuni dia ya?” Yunho balik bertanya.

Seperti itulah keadaan mereka berdua. Berbicara tak jelas arahnya dan intinya. Dan suasana di kamar makin menjadi-jadi. Kini Junsu tengah bergulat dengan Yoochun. Yoochun tidak terima kalah berkali-kali seperti ini. Kireii masih asik menggangu Changmin yang sedang tidur.

‘Ting… Tong….’

Sesaat semuanya hening tak bersuara. Hanya terdengar suara dengkuran halus dari Changmin dan sound effect dari PS dan suara nafas-nafas yang tertahan. Tapi sepertinya Changmin yang tadinya masih pulas kini juga sudah membelalakan mata. Mereka semua terhenyak lalu tiba-tiba…

‘Bruagh…Gubrrakk…Gdubraakk…Buagh…Trak…BrUAGHH..’

Mereka berenam berlari terburu-buru keluar dari kamar Kireii. Alhasil, Jaejoong, Yunho, dan Junsu malah tersangkut di pintu. Mereka bertiga tidak bisa keluar maupun masuk. Yoochun dan Kireii tidak bisa membantu mereka untuk keluar. Mereka berdua mencoba untuk mendorong orang-orang yang tersangkut itu, namun hasilnya nol besar. Changmin yang akhirnya benar-benar terbangun berjalan menghampiri mereka berlima di pintu. Dan dengan polosnya Ia bertanya masih dengan mata bangun tidurnya, “Wow! Hyung…apa yang kalian lakukan? Ikh…Yaoi..akh…pelukan segala…!!”

“Bakaa…!!siapa yang pelukan? Nyangkut nih!!bantiun napa!?” ujar Kireii.

“Oh, araso tapi jangan marah ya!” kata Changmin sebelum akhirnya ia mengambil kuda-kuda dan menendang Punggung Junsu yang berada ditengah-tengah, diantara Jaejoong dan Yunho.

“Wooogghhh….” Junsu terjengkang kedepan dengan paksa. Tanganya reflex menggapai Jaejoong dan Yunho yang saat itu sedang ada di sampingnya. Jaejoong dan Yunho menarik Junsu agar tidak jatuh kedepan dan mencium pegangan pintu kamar Jaejoong yang ada di depan kamar Kireii.

Mereka semua lalu meneruskan larinya ke bawah. Setelah sampai di depan pintu mereka mengambil nafas sesaat sebelum Yoochun membuka pintu.

“Lama sekali kalian membukakan pintu!” kata seseorang yang berdiri di depan pintu dengan santainya.

Kireii dan semua yang ada di sana kaget bercampur bingung melihat siapa yang berdiri di depan pintu itu. Mereka adalah The BigBang. Dan yang berbicara di awal tadi adalah T.O.P. Mood Kireii berubah 180 drajat melihat wajah lelaki sombong itu lagi. “Ugh…ngapain kamu disini?!” Tanya Kireii ketus. Semua orang di situ juga tahu kalau kata-kata itu ditujukan untuk T.O.P. Yang ditanya tidak menjawab karena ia sendiri juga tahu itu bukan pertanyaan melainkan ungkapan ketus dari seorang cewek.

“Hyung~ bolehkah kami masuk?” Tanya G-Dragon. Kali ini semua orang juga tahu kecuali Kireii bahwa G-Dragon bertanya pada Yunho. Awalnya Yunho sama sekali tidak menjawab. Namun perubahan sikapnya begitu kentara ketika melihat GD. “Oh, mian…masuklah Ji Yong…” akhirnya Jaejoong yang menjawab. “Gumawo, Jaejoong~hyung.” Jawab GD.

Akhirnya mereka ber-11 masuk ke dalam rumah. Changmin mempersilahkan The BigBang duduk ketika sampai di ruang tamu. Rumah ini kembali sepi dan senyap walaupun jumlah orang yang ada bertambah lima orang. Kemudian Jaejoong memanggil pelayan untuk mengambilkan minuman bagi The BigBang.

Menurut Kireii yang berusaha untuk menjadi tuan rumah yang baik hanya Jaejoong dan Changmin. Sedangkan Yunho, Yoochun, dan Junsu masih duduk dan berdiam diri. Melihat suasana ini Kireii mulai angkat bicara, Ia berpura-pura tak ada T.O.P. di situ. “Eh, gomen, ada keperluan apa kalian berkunjung kemari ya?” Kireii sedikit gugup karena ia tak tahu duduk permasalahan semuanya. “Oh iya, Gomen Kireii membuatmu bingung. Kita belum pernah berkenalan baik-baik sebelumnya. Aku Ji Yong, kau bisa memanggilku G-Dragon atau GD.” “Aku YoungBae, tapi panggil saja aku Tae Yang.” “Aku Dae Sung, Kang Daesung.” “Lee Seunghyun, panggil Seung Ri saja.”

Kireii manggut-manggut tanda mengerti. Orang terakhir sepertinya malas untuk mengenalkan diri. Dan Kireii juga sebenarnya tak ambil pusing. Junsu pun mewakili yang lain untuk memperkenalkan diri. “Dia Yunho, kakak tertua kami, Jaejoong anak kedua, Yoochun yang ketiga, Aku Junsu, dan Ini Changmin.” Akhirnya Kireii nyeletuk, “Jadi kalian hanya berempat ,yah?” Tanya Kireii. T.O.P. merasa tersindir mendengarnya. “Eh, dia Choi Seung Hyun, kami biasa memanggilnya TOP.” Kata Seung Ri. “Oh…dia bisu ya? Sampai-sampai nggak bisa memperkenalkan diri sendiri…” kata Kireii santai.

Mendengar itu T.O.P jadi keki setengah mati. Ia hendak bangkit berdiri namun di tahan oleh GD. “Tahan dirimu T.O.P!!” sergah GD. Mendengarnya T.O.P mengurungkan niatnya untuk berlaku kasar. Namun mulutnya tetap saja kasar. “Dasar pembawa sial!” ujar T.O.P. “Hei bung! Jaga mulutmu!” balas Junsu sengit lalu merangkul pundak kireii.

Entah mengapa Kireii merasa sangat bangga di bela oleh Junsu. Ia benar-benar mengganggap Junsu sebagai Kakaknya. Sosok kakak laki-laki impian Kireii. Rangkulan Junsu pun terasa hangat dan memberi Kireii keberanian. “Apa maksud kedatangan kalian?” Tanya Yoochun. “Eh, kami sebenarnya hanya mau mengantarkan hasil ujian masuk Kireii.” Kali ini Seung Ri yang menjawab. “Hah? Kenapa kalian yang mengantarkan?” Tanya Kireii bingung. “Sebenarnya kepala sekolah SMA Cassie adalah Tante dari T.O.P~hyung.” Lanjutnya.

Deegg!!

Kireii tiba-tiba patah semangat. Ia terhenyak di sofa. Junsu yang masih merangkul Kireii merasakan perubahan itu. Tapi Junsu tidak bertanya langsung. Ia hanya memandang Kireii dalam diam. Sedangkan Jaejoong juga menatap kireii dan penasaran akan perubahan sikapnya itu. “Dan tadi beliau meminta tolong pada kami untuk mengantar beberapa surat hasil ujian. Dan yang terakhir ternyata milik Kireii. Jadi kami mengantarnya kemari.” Kata Seung Ri.
“Lalu bagaimana hasilnya?” Tanya Junsu sambil mempererat rangkulannya pada Kireii. Keringat Kireii benar-benar mengalir. Seolah-olah ia habis berlari jauh.
Ragu-ragu Seung Ri menjawab, “Eh, gomen, mian,…”

FB~~
“HAH?APA KAU BILANG?BERANI-BERANINYA KAU BILANG TOP BUTA!KAU TIDAK TAHU KAMI SIAPA??” bentak Dae Sung.
“HAAAH…I DON’T CARE WHO U ARE!” jawab Kireii tak peduli.
“HEI…AKU BISA MEMBUATMU TIDAK DI TERIMA DISINI PEREMPUAN SIAL!” bentak T.O.P.
“MWOO?HAHAHA…” Kireii tertawa sinis “PEDULI SETAN! MINGGIR!!” lanjutnya sambil mendorong T.O.P kemudian pergi.

End FB~~

‘AKU BISA MEMBUATMU TIDAK DI TERIMA DISINI PEREMPUAN SIAL!’ hanya kata-kata itu yang terngiang-ngiang di kepala Kireii. Kireii makin lemas dan bersandar sepenuhnya pada bahu Junsu. Ia memandang T.O.P di seberangnya yang juga tengah memandang Kireii penuh kepuasan. Yoochun berdiri dan pindah duduk di sebelah kiri Kireii, kemudian merangkulnya juga. Jaejoong melihat kenangan Kireii itu secara jelas di matanya seperti biasa. Ia juga bangkit dan menggenggam kedua tangan Kireii. Yunho dan Changmin tetap diam menunggu jawaban lain dari Seung Ri. “Kenapa?” Tanya Changmin tak sabar.

“Eh…Mian sebelumnya, Gomenasai Kireii, kami…kami…Eh…sebenarnya…kami tak tahu hasilnya karena semuanya ada di dalam amplop dan kami tidak membukanya sama sekali.” Jawab Seung Ri dengan tampang tolol. Kireii bangkit berdiri tiba-tiba, “Mana suratnya?!”
“Dibawa oleh T.O.P~hyung” jawab Dae Sung. Kireii menoleh memandang T.O.P sengit. “Mana hasilnya?!” Tanya kireii ketus. “Hei nona, bisakah kau memintanya dengan lebih lembut?” kata T.O.P sambil tersenyum angkuh tak peduli. “Hah? Kau sudah tak waras ya!” jawab Kireii penuh emosi. “Sudahlah T.O.P kau yang tertua diantara kita, jangan bertingkah seperti anak kecil!” ujar GD. “Oke…oke…baiklah” T.O.P menyerah. Ia lalu merogoh bagian dalam jaketnya dan mengeluarkan amplop merah dengan lambang emas SMA Cassie dan menyodorkannya ke arah Kireii. Kireii langsung menghampiri T.O.P dan mengambilnya. Tanpa beranjak dari hadapan T.O.P Kireii langsing membuka amplo itu dan membuka lipatan kertas. Dan…

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan hasil ujian tertulis mata pelajaran wajib dari : WAMOTO KIREII maka calon siswa tersebut dinyatakan,

LULUS

Untuk informasi lebih lanjut akan disampaikan pada saat pengukuran seragam pada tanggal xx-xx-xx. Pengukuran seragam akan dilayani mulai pukul 10:00 s/d 15:00.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kireii menganga membaca surat itu. Begitu singkat, namun membuat hatinya begitu bahagia. Saking senangnya Kireii melonjak-lonjak kegirangan dan memeluk Orang di hadapannya, T.O.P. Kireii masih belum sadar bila semua mata memandang kaget. Ia masih saja memeluk dada T.O.P dan berteriak kegirangan. Yang dipelukpun kaget bukan main. Tapi Ia hanya diam saja dan dengan gemetaran namun tidak kentara T.O.P mengangkat tangannya dan mengelus kepala Kireii.

T.O.P POV

Tiba-tiba ia memelukku dan membuatku salah tingkah. Aku tak tahu harus berbuat apa. Tanganku yang kusembunyikan di kantong celanaku gemetaran bukan main. Apa-apaan ini? Aku yang terkenal Playboy ini sekarang gemetaran hanya karena dipeluk seorang wanita. Aku menyembunyikan gemetarku lalu kesentuh kepalanya dan aku mulai mengelusnya. Rambut nya hitam legam, wangi dan lembut. Aku berusaha sekuat tenaga menahan tanganku yang gemetaran. Aku melirik ke arah mereka yang memandangiku. Mereka sepertinya sama kagetnya denganku.

Tapi ada sepasang mata yang memandangi ku khususnya Kireii terlalu tajam. Emosi berkobar di matanya. Sepertinya Ia membenci kejadian ini. Orang itu berdeham cukup jelas, kemudian bangkit dan masuk ke dalam. Ketika kusentuh kepala Kireii untuk ke empat kalinya, sepertinya Kireii sadar dengan apa yang dia lakukan. Kireii seperti tersentak sedikit, lalu perlahan-lahan ia melepas pelukanya dan mundur dua langkah dariku.

Sekilas kupandang wajahnya yang menunduk itu, semburat merah menghiasi pipnya yang putih. “Eh…gomenasai T.O.P. aku tidak bermaksud macam-macam.” Ujurnya malu-malu. Aku sedikit kaget mendengar suaranya, baru kali ini ia berkata begitu manis padaku tanpa membentak maupun marah-marah. Aku mengangkat tanganku lalu mengelus pipinya. Aku bingung kenapa tanganku bergerak sendiri tanpa dikoordinasi oleh otakku dulu. “Nope~ it’s normal kalo kamu senang banget. Selamat yah…Chukae…^^” kataku. Entah kenapa emosiku tadi surut dan malah suaraku yang lembut yang keluar. Aku melihat semburat merah di pipinya makin jelas. “A…arigatou gozaimasita…” jawabnya salah tingkah. Dia lalu berbalik menuju tempat duduknya.

Tiba-tiba suasana sepi itu berubah. “Chukae!!Congratz!!Omodetoo!!hahah….Kireii kau lulus!!” teriak Junsu. Yunho yang dari tadi diam saja juga berdiri dan memeluk Kireii. “Wow, saat kami ikut ujian masuk dulu hanya Jaejoong dan Changmin yang tak mengulang dua kali. Sedangkan aku dan yang lain harus mengulang sampai dua kali baru lolos. Hebat!!Selamat yah!!” kata Yunho. Yoochun dan Changminpun member ucapan selamat pada Kireii. Wajahnya sungguh-sungguh berseri-seri. Awalnya ia mau duduk Namun sepertinya Kireii mengurungkan niatnya untuk tetap berada di sini sehingga ia langsung masuk kedalam sebelum berbalik dan berkata, “Minaa…Arigatou Gozaimasu…sudah mau membawa kabar baik ini kemari.. hontoo ni shiawase da!!” lalu dia mengilang ke dalam. Aku masih terpaku dengan kejadian barusan ini. Hatiku berdebar tak karuan, nafasku tak senormal sebelumnya. Ada apa ini?

Menyadari mereka semua masih menatapku akhirnya aku pamit keluar untuk mencari udara segar. Padahal aku hanya ingin menetralkan lagi hatiku dan nafasku yang memburu ini. Fiiuuuhhh….Ahhh…Freak…!!

End POV
-------------------------

Kireii POV

‘Wow…apa yang aku lakukan tadi. Dan kenapa hatiku berdebar-debar tak karuan seperti ini? Dia kan T.O.P orang yang selalu mebuatku jengkel setiap bertemu! Kenapa aku malah memeluknya tadi? Aku ini kenapa sih??’ aku tengah berpikir seperti itu ketika berjalan memasuki ruang keluarga.

Kulihat Jaejoong Oppa sedang berdiri dan menatap ke jendela dengan tatapan kosong. Kenapa dia ya? Kuberanikan diri untuk bertanya. “Oppa kau kenapa tidak berkumpul bersama yang lain?” tanyaku. Jaejoong Oppa berbalik dan menatapku dalam. Aku bingung arti dari tatapanya itu. Aku tidak bisa membaca arti matanya itu. Yang kutahu di dalam mata itu ada emosi yang bergejolak dan ditahanya mati-matian. Kenapa ya?? Walaupun dia berkata “Selamat yah cantik!Aku tahu kau bisa…” tapi aku tahu ada yang ia sembunyikan dariku.

Terbbukti setelah berkata seperti itu ia lalu pergi meninggalkan aku sendirian di ruang keluarga. Lalu ia naik ke atas dan kudengar suara pintu di banting, tanda ia masuk ke kamar, lalu suara kunci artinya ia mengurung diri di kamar.” Waaaa!! Kenapa ya Jaejoong Oppa??kok tiba-tiba mengurung diri?” tanyaku panic sendiri pada diriku sendiri.

Aku tak mengerti kenapa…Lalu yang tiba-tiba muncul di otakku adalah…T.O.P lagiii….Arrrgghhh….wangi parfumnya masih menempel di hidungku rasanya…Maskulin banget…Cooll…Aku rasanya senang sekali dia tidak menjalankan ancamannya padaku. Fiuuhhh….sekarang aku yang kenapa…hahahha….

End Of POV

-------------------To Be Continue-----------------------------------

Saturday, May 23, 2009

The Truth part 1

Title : The Truth
Rating : PG/Straight
Cast : DBSK, Wamoto Mitzuki, Wamoto Kireii, dll
Author : re-BeX-ca



“Angin, kemanakah akan kau bawa cintaku ini pergi?”

Riuh tepuk tangan penonton terdengar sangat membahana dalam Gedung kesenian SMA Cassiopeia, setelah Laki-laki berparas cantik itu mengakhiri drama dengan sangat mengagumkan. Aku sontak berdiri dan bertepuk tangan dengan penuh kekaguman. Penonton di belakangku pun ikut berdiri untuk memberikan standing applause. Hingga akhirnya seluruh penonton ikut berdiri dan bertepuk tangan.

Kekagumanku akan kehebatan pria itu memuncak. Pria cantik berambut pirang itu mempu melekat erat dengan peran yang ia lakoni. Seakan-akan itulah karakter dirinya sendiri. Aku yakin penonton awam pun merasakannya. Suaranya yang bening dan lembut memanjakan telingaku dan penonton lainnya. Sungguh sangat memukau.

“Hah… tidak sia-sia aku susah payah datang kemari malam ini…” ujarku kepada Mitzuki setelah keluar dari Gedung kesenian tadi.

Ia tertawa dan berseru sambil meninju bahuku, “Berterimakasihlah padaku! Jika aku tidak memaksamu tadi, kau tidak akan melihat ini kan?”

“Baiklah, Arigatou Gozaimasu my sista!” kataku sambil menundukan kepala.

Mitzuki pun tertawa melihat tingkahku. Tiba-tiba sudut mataku menangkap wajah pria cantik tadi ketika aku mengangkat kembali wajahku. Ia berdiri di depan pintu keluar Gedung kesenian dan menatap ke arahku dengan dingin. Awalnya aku tidak berpikir Ia menatap ke arahku. Namun ketika aku menatap balik padanya, matanya seakan-akan memanggilku untuk menghampirinya. Seakan terbius, tidak sadar aku berjalan ke arahnya dan meninggalkan kakakku Mitzuki sendirian. Mitzuki bingung melihatku namun Ia tetap membiarkanku pergi. Aku terus berjalan ke arah pria tadi sambil merasakan sebuah pandangan tajam yang menusuk punggungku.

Ketika aku berdiri berhadapan dengannya, matanya tetap menatap ke arahku -tepat di bola mataku- seakan mencari sesuatu dalam tatapan mataku. Tiba-tiba Ia tersenyum. Aku terkesiap dan sedikit terkejut sehingga agak terlambat membalas senyumannya.

“Hai! Boleh aku tahu namamu, cantik?” ,suaranya jauh lebih merdu dari pada yang kudengar di dalam Gedung Kesenian tadi.

“Bo…bo..bolehh saja...aku…Wamoto Kireii panggil saja aku Kireii.” Jawabku tergagap.

“Nama yang cantik, sesuai arti dan wajah pemiliknya. Aku Jaejoong, Kim Jaejoong. Senang berkenalan denganmu!”

“Gomen, ada apa Jaejoong-San memanggilku tadi?”

“Wow!” ,ia tampak sedikit terkejut sesaat namun wajahnya kembali normal “Dari mana kau tahu aku memanggilmu kemari, cantik?”

“Entahlah, tapi aku melihatnya dari sorotan matamu Jaejoong-San.”

“Benarkah? Hebat! Aku hanya…” katanya terpotong oleh sebuah suara.… namun dari dua arah yg berbeda.......


“JAEJOONG!!”

Aku berpaling ke arah suara pertama memanggil, dsana dkejauhan berdiri 4 orang laki-laki..sosok mereka tidak terlalu jelas dari tempatku berdiri. Kulirik Jaejoong-san sesaat sebelum aku berpaling kea rah suara yg lainnya tadi. Ia mengangkat tangannya, sSepertinya Jaejoong-san memberi isyarat pada empat laki-laki tadi untuk tetap pada tempatnya.

Mitsuki yang tiba-tiba muncul di sampingku langsung menarikku menjauhi Jaejoong-San. Suara kedua berasal darinya.

“Jangan dekati dia! Aku sudah memenuhi permintaanmu! Dan sesuai perjanjian, jauhi dia!” Mitzuki berseru marah pada Jaejoong-San.

Aku bingung dan kaget melihat kakakku marah kepada Jaejoong-san, namun aku tidak bisa berkata apa-apa. Mitzuki belum pernah semarah ini, bahkan terhadapku adiknya sendiri.

“Tenanglah Mitzuki! Aku tahu!” ujar Jaejoong-San dingin, kemudian ia berbalik dan menghilang di tengah kerumunan orang bersama ke empat lelaki lainya tadi. Mitzuki menatapku nanar, kemudian memelukku erat.

Aku bingung namun aku hanya bisa membalas pelukan Mitzuki dengan diam. Kemudian Mitzuki mengajakku pulang. Bahkan dalam perjalanan pulang, di dalam shinkansen pun Mitzuki diam seribu bahasa hingga kami tiba di rumah dan tidur.

Dua Hari kemudian…

“Tapi papa, SMA Cassie itu sangat mahal! Aku tidak mau merepotkan Papa!” seruku.

“Papa masih mampu membiayai kamu sekolah di sana Kireii! Jangan
membantah!” ujar Papa kaku sambil berjalan kemudian masuk ke kamarnya.

“Tenang saja sayang. Papamu mendukung kamu kok! Begitu pula Mama dan Mitzuki.” ,ujar mamaku lembut sambil memelukku. “Kami senang kamu bisa masuk ke sekolah elite seperti itu. Besok Mitzuki akan mengantarmu untuk mengembalikan formulir pendaftarannya, dan mencarikanmu kost di dekat sana,”

“Baiklah ,Ma.” Ujarku lesu.


Keesokan harinya…


“Kireii!!! Lekaslah… nanti kita terlambat kereta…!” ,seruan Mitzuki membuyarkan lamunanku. Awalnya aku memang sangat ingin masuk ke SMA Cassie. Tempat berkumpulnya orang-orang elit dan jago dalam bidangnya masing-masing. Sekolah itu tidak mengahruskan kita mengambil semua mata pelajaran. Namun ada batas minimal untuk pemilihan mata pelajaran. Paling tidak kita harus mengikuti 5 Mata pelajaran pilihan dan 3 mata pelajaran wajib. Apalagi hanya di SMA Cassie aku dapat mengasah kemampuanku dalam bermain peran. Ya, SMA Cassie adalah satu-satunya SMA yang mempunyai ekskul Theater.

Dari semua harapanku itu, aku juga berpikir ketika aku tahu aku butuh biaya yang sangat besar untuk masuk ke SMA Cassie, sedangkan aku hanya berasal dari keluarga yang sederhana. Itulah yang membuatku menghapus mimpi untuk masuk ke sana. Namun, kali ini Papa bersikap sangat aneh dengan memasukkan ku ke sekolah elite itu. Aku bingung sekali, namun aku hanya bisa diam dan menuruti kata-kata Papaku.

Menatap ke dalam kaca sekali lagi aku lalu bangkit dari dudukku dan beranjak turun ke bawah untuk menemui kakakku. “Iya, sebentar lagi!” seruku sambil menuruni tangga. Yah, mulailah kehidupan baru ku sekarang.

-------------------------

“Wow….!” ,hanya satu kata yang aku bisa ucapkan atas kekagumanku.

Tunggu, kenapa Mitzuki mengajakku kemari?Bukankah kita akan mencari tempat tinggal untukku selama bersekolah di SMA Cassie? Mengapa kita malah datang ke Istana ini?? Tempat ini begitu luas dan… besar! Dan apa yang akan kita lakukan dsini?

“Kireii…” ,Mitzuki mulai bicara. Ada jeda sesaat sebelum ia melanjutkan “Kamu akan tinggal disini…”

Aku pun menatapnya tak percaya kemudian tertawa terbahak-bahak hingga air mataku keluar, dan suara tawaku pun cukup membahana.

“Hei Kakakku sayang jangan aneh-aneh deh!hahahah….hmpf….hmpf” Aku menahan tawaku Karena Mitzuki hanya memandangiku dan tak berkata apapun bahkan ia tak tertawa sdikit pun. “Baiklah aku diam…” ,ujarku. Ia pun kembali memandangi bangunan Istana itu, sebelum sebuah suara memanggilnya.

“Mitzuki!” Kontan aku dan Mitzuki menoleh ke asal suara tersebut.

Sebuah mobil hitam berhenti di belakang kami tepat dan Oh Tuhan...
user posted image
Sorang laki-laki yang sangat tampan turun dari mobil itu yang menurutku adalah SM7. Dan wow! Aku terpana melihatnya….

Laki-laki itu merasa kuperhatikan dan ia pun kembali bicara dengan sangat lembut. “Hai, kau Kireii bukan?Ada yang salah dengan diriku?atau kau kagum padaku?” ,tanyanya dengan suara yang membuatku kaget. Suaranya seperti perempuan??What??

“Sebenarnya tidak ada yang salah denganmu, Aku hanya kagum pada mobilmu.” Ia sedikit bingung melihatku tidak terpana melihatnya tapi malah melihat mobilnya.

“Mobil ini adalah…” ia mencoba menjelaskan, namun aku memotongnya.

“SM7 black series keluaran terbaru dan hanya ada 4 di dunia.” Kataku yang kemudian disambut dengan mata terbelalak darinya.

“Hebat!bagaimana kau tahu?” ujarnya kagum padaku.

“Dia pecinta otomotif.” Jawab Mitzuki singkat, mewakiliku karena aku masih kagum melihat mobil itu.

“Oh, Wow!” hanya itu jawabanya. “Oia, Kireii! Kenalkan namaku Junsu, Kim Junsu” katanya padaku.

“Aku Kireii, senang berkenalan denganmu Junsu-San, tapi ada urusan apa ya kau kemari?”

Tiba-tiba Junsu-san tertawa, “Hahaha…Justru, seharusnya aku yang bertanya kenapa kau hanya berdiri di luar sini dan tidak masuk ke dalam? Ini rumahku Kireii sayang!”

Blush* wajahku pun memerah dan pipiku akhirnya mendapat cubitan dari Junsu-san. Huwaa!!pipiku tambah merah, memalukan. Mengapa ia memanggilku sayang dan mencubit pipiku? Menyebalkan..!!Tapi kenapa aku merasa sudah kenal lama denganya ya? Padahal kami baru bertemu…Ahhh biarkan saja lah, mungkin hanya perasaanku.

“Tunggu..” ujarku tiba-tiba. “Jangan bilang aku benar-benar tinggal disini bersama mu Junsu-san!”

“Begitulah kenyataannya.” Ujar seseorang lagi. Aku menengok mencari sumber suara itu dan ....Tuhan!!!

user posted image

Aku mendapati sebuah mobil lagi terparkir di sebelah mobil Junsu-san dan penumpangnya keluar. Wow… mimpi apa aku semalam…Mobil-mobil mewah ini mengelilingiku….Sebuah…’metallic BMW Minicooper!’ Tanpa sadar aku mengucapkan nama mobil itu yang ada dipikiran ku.

“Wow, tahu dari mana?” ujar lelaki yang baru turun itu. Wajahnya tak kalah tampan dari Junsu-san. Tapi suaranya agak lebih serak dan terdapat logat Amerika disana. Wajahnya lucu.

“Ia pecinta otomotif Hyung” ,kini Junsu-san yang mewakiliku.

“Hahaha…bagus memang dia orangnya…” jawab orang itu lagi, yang membuatku menoleh bingung kepadanya dan bertanya.Hahaha?? Hyung??Namanya Hyung?aneh sekali orang ini..tapi tunggu “Memang aku??maksudnya??lalu kau Hyung...aneh...kau siapa??"

“Sudahlah lupakan saja! Oya kanalkan aku Park Yoochun bukan Hyung. Tidak usah perkenalkan dirimu karena aku sudah tahu.” Katanya singkat, padat, jelas,dan tajam. “Hyung adalah panggilan untuk kakak laki-laki dalam bahasa Korea.” ,jelas Junsu-San padaku. Dan aku pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Oh mereka orang korea?Pantas saja nama mereka aneh-aneh… Sekilas Yoochun-san melihat Mitzuki dengan pandangan tidak suka dan kemudian berpaling. Aku baru ingat ada Mitzuki bersamaku, aduh maafkan aku Mitzuki. Gara-gara mobil-mobil itu aku melupakanmu…hehehe

“Ayo masuk!” kata Yoochun-san.

Awalnya aku masih ingin protes karena masih bingung namun, pandangan mata Mitzuki membuatku menurutinya. Aku, Mitzuki, Junsu-San dan Yoochun-san masuk kedalam berjalan kaki. Mobil mereka berdua di ambil alih oleh sopir mereka untuk di masukkan ke Garasi. Sekilas aku melihat ada 5 Motor Harley Davidson dan masih ada 5 tempat parkir yang kosong. Aku bingung dan penasaran sesungguhnya berapa banyak mobil di rumah ini tapi aku memutuskan untuk diam.

Di dalam Rumah Junsu-san menyuruhku dan Mitzuki duduk di Ruang tamu yang sangat luas dengan perabotan merah yang mengitari. Sedangkan mereka berdua ingin ganti baju dulu. Sepertinya mereka baaru pulang Kuliah. Wow, masih kuliah tapi mobilnya sudah seperti itu. Aku jadi penasatan mobil apa lagi yang akan memenuhi garasi itu. Aneh, aku dan Mitzuki menjadi diam-diaman seperti ini…Tapi aku tetap tidak ingin berbicara denganya lebih dulu. Hupfff….biarlah….

Tak lama kemudian Junsu-san dan Yoocun-san kembali keruangan tempat aku dan Mitzuki duduk. Sesaat suasana sangat hening sebelum Junsu-san angkat bicara.

“Kireii, kau sudah tahu jika kau akan tinggal di sini selama kau menjadi siswi SMA Cassie. Seharusnya kau mulai tinggal di sini 3 hari lagi saat ujian tertulis akan dilaksanakan, tapi kami memutuskan sebaiknya kau tinggal disini mulai hari ini untuk mebiasakan diri. Jika mau Mitzuki, kau boleh menginap di sini juga,”

“Tunggu…!” ujarku. “Apa maksud dari semua ini?!Jujur aku bingung! Mitzuki mengapa kau hanya diam saja dan menyuruhku tinggal di Istana ini…?Junsu-san dan Yoochun-san aku tidak kenal kalian siapa kenapa kalian seolah-olah mempunyai hak untuk mengaturku?Aku bukan orang yang suka di atur! Terutama oleh orang yang tidak ku kenal!” aku berhenti sejenak untuk menarik nafas, kemudian melanjutkan “Tolong jawab satu-satu pertanyaan ku!semuanya!” tegasku mengakhiri rentetan pertanyaan ku dengan nada meninggi.

Mereka semua mematung melihatku. Entah apa yang ada di pikiran mereka masing-masing. Aku tak peduli yang penting aku butuh penjelasan.

“Pertama, kami hanya bermaksud membuatmu nyaman.” Jawab Junsu-san mengawali semuanya.

“Kedua, aku hanya malas bicara karena bibirku ada sariawan besar yang membuatku sakit ketika bicara.” ,jawab Mitsuki tentang pertanyaanku.

“Ketiga, anggap kami ini kakakmu disini karena kau akan tinggal disini. Karena itu kami berhak mengatur adik kami.” Jawab Yoochun-san mengakhiri.

“Hah, baiklah terserah kalian ‘Kakak’!” ,ujarku malas namun memberi tekan pada satu kata ‘kakak’.

-----------------------------------To Be Continue-----------------------------------------