Welcome

^^Anyeong Haseo....Moshi-moshi...Sugeng Rawuh...Met Dateng...^^

Saturday, May 23, 2009

The Truth part 1

Title : The Truth
Rating : PG/Straight
Cast : DBSK, Wamoto Mitzuki, Wamoto Kireii, dll
Author : re-BeX-ca



“Angin, kemanakah akan kau bawa cintaku ini pergi?”

Riuh tepuk tangan penonton terdengar sangat membahana dalam Gedung kesenian SMA Cassiopeia, setelah Laki-laki berparas cantik itu mengakhiri drama dengan sangat mengagumkan. Aku sontak berdiri dan bertepuk tangan dengan penuh kekaguman. Penonton di belakangku pun ikut berdiri untuk memberikan standing applause. Hingga akhirnya seluruh penonton ikut berdiri dan bertepuk tangan.

Kekagumanku akan kehebatan pria itu memuncak. Pria cantik berambut pirang itu mempu melekat erat dengan peran yang ia lakoni. Seakan-akan itulah karakter dirinya sendiri. Aku yakin penonton awam pun merasakannya. Suaranya yang bening dan lembut memanjakan telingaku dan penonton lainnya. Sungguh sangat memukau.

“Hah… tidak sia-sia aku susah payah datang kemari malam ini…” ujarku kepada Mitzuki setelah keluar dari Gedung kesenian tadi.

Ia tertawa dan berseru sambil meninju bahuku, “Berterimakasihlah padaku! Jika aku tidak memaksamu tadi, kau tidak akan melihat ini kan?”

“Baiklah, Arigatou Gozaimasu my sista!” kataku sambil menundukan kepala.

Mitzuki pun tertawa melihat tingkahku. Tiba-tiba sudut mataku menangkap wajah pria cantik tadi ketika aku mengangkat kembali wajahku. Ia berdiri di depan pintu keluar Gedung kesenian dan menatap ke arahku dengan dingin. Awalnya aku tidak berpikir Ia menatap ke arahku. Namun ketika aku menatap balik padanya, matanya seakan-akan memanggilku untuk menghampirinya. Seakan terbius, tidak sadar aku berjalan ke arahnya dan meninggalkan kakakku Mitzuki sendirian. Mitzuki bingung melihatku namun Ia tetap membiarkanku pergi. Aku terus berjalan ke arah pria tadi sambil merasakan sebuah pandangan tajam yang menusuk punggungku.

Ketika aku berdiri berhadapan dengannya, matanya tetap menatap ke arahku -tepat di bola mataku- seakan mencari sesuatu dalam tatapan mataku. Tiba-tiba Ia tersenyum. Aku terkesiap dan sedikit terkejut sehingga agak terlambat membalas senyumannya.

“Hai! Boleh aku tahu namamu, cantik?” ,suaranya jauh lebih merdu dari pada yang kudengar di dalam Gedung Kesenian tadi.

“Bo…bo..bolehh saja...aku…Wamoto Kireii panggil saja aku Kireii.” Jawabku tergagap.

“Nama yang cantik, sesuai arti dan wajah pemiliknya. Aku Jaejoong, Kim Jaejoong. Senang berkenalan denganmu!”

“Gomen, ada apa Jaejoong-San memanggilku tadi?”

“Wow!” ,ia tampak sedikit terkejut sesaat namun wajahnya kembali normal “Dari mana kau tahu aku memanggilmu kemari, cantik?”

“Entahlah, tapi aku melihatnya dari sorotan matamu Jaejoong-San.”

“Benarkah? Hebat! Aku hanya…” katanya terpotong oleh sebuah suara.… namun dari dua arah yg berbeda.......


“JAEJOONG!!”

Aku berpaling ke arah suara pertama memanggil, dsana dkejauhan berdiri 4 orang laki-laki..sosok mereka tidak terlalu jelas dari tempatku berdiri. Kulirik Jaejoong-san sesaat sebelum aku berpaling kea rah suara yg lainnya tadi. Ia mengangkat tangannya, sSepertinya Jaejoong-san memberi isyarat pada empat laki-laki tadi untuk tetap pada tempatnya.

Mitsuki yang tiba-tiba muncul di sampingku langsung menarikku menjauhi Jaejoong-San. Suara kedua berasal darinya.

“Jangan dekati dia! Aku sudah memenuhi permintaanmu! Dan sesuai perjanjian, jauhi dia!” Mitzuki berseru marah pada Jaejoong-San.

Aku bingung dan kaget melihat kakakku marah kepada Jaejoong-san, namun aku tidak bisa berkata apa-apa. Mitzuki belum pernah semarah ini, bahkan terhadapku adiknya sendiri.

“Tenanglah Mitzuki! Aku tahu!” ujar Jaejoong-San dingin, kemudian ia berbalik dan menghilang di tengah kerumunan orang bersama ke empat lelaki lainya tadi. Mitzuki menatapku nanar, kemudian memelukku erat.

Aku bingung namun aku hanya bisa membalas pelukan Mitzuki dengan diam. Kemudian Mitzuki mengajakku pulang. Bahkan dalam perjalanan pulang, di dalam shinkansen pun Mitzuki diam seribu bahasa hingga kami tiba di rumah dan tidur.

Dua Hari kemudian…

“Tapi papa, SMA Cassie itu sangat mahal! Aku tidak mau merepotkan Papa!” seruku.

“Papa masih mampu membiayai kamu sekolah di sana Kireii! Jangan
membantah!” ujar Papa kaku sambil berjalan kemudian masuk ke kamarnya.

“Tenang saja sayang. Papamu mendukung kamu kok! Begitu pula Mama dan Mitzuki.” ,ujar mamaku lembut sambil memelukku. “Kami senang kamu bisa masuk ke sekolah elite seperti itu. Besok Mitzuki akan mengantarmu untuk mengembalikan formulir pendaftarannya, dan mencarikanmu kost di dekat sana,”

“Baiklah ,Ma.” Ujarku lesu.


Keesokan harinya…


“Kireii!!! Lekaslah… nanti kita terlambat kereta…!” ,seruan Mitzuki membuyarkan lamunanku. Awalnya aku memang sangat ingin masuk ke SMA Cassie. Tempat berkumpulnya orang-orang elit dan jago dalam bidangnya masing-masing. Sekolah itu tidak mengahruskan kita mengambil semua mata pelajaran. Namun ada batas minimal untuk pemilihan mata pelajaran. Paling tidak kita harus mengikuti 5 Mata pelajaran pilihan dan 3 mata pelajaran wajib. Apalagi hanya di SMA Cassie aku dapat mengasah kemampuanku dalam bermain peran. Ya, SMA Cassie adalah satu-satunya SMA yang mempunyai ekskul Theater.

Dari semua harapanku itu, aku juga berpikir ketika aku tahu aku butuh biaya yang sangat besar untuk masuk ke SMA Cassie, sedangkan aku hanya berasal dari keluarga yang sederhana. Itulah yang membuatku menghapus mimpi untuk masuk ke sana. Namun, kali ini Papa bersikap sangat aneh dengan memasukkan ku ke sekolah elite itu. Aku bingung sekali, namun aku hanya bisa diam dan menuruti kata-kata Papaku.

Menatap ke dalam kaca sekali lagi aku lalu bangkit dari dudukku dan beranjak turun ke bawah untuk menemui kakakku. “Iya, sebentar lagi!” seruku sambil menuruni tangga. Yah, mulailah kehidupan baru ku sekarang.

-------------------------

“Wow….!” ,hanya satu kata yang aku bisa ucapkan atas kekagumanku.

Tunggu, kenapa Mitzuki mengajakku kemari?Bukankah kita akan mencari tempat tinggal untukku selama bersekolah di SMA Cassie? Mengapa kita malah datang ke Istana ini?? Tempat ini begitu luas dan… besar! Dan apa yang akan kita lakukan dsini?

“Kireii…” ,Mitzuki mulai bicara. Ada jeda sesaat sebelum ia melanjutkan “Kamu akan tinggal disini…”

Aku pun menatapnya tak percaya kemudian tertawa terbahak-bahak hingga air mataku keluar, dan suara tawaku pun cukup membahana.

“Hei Kakakku sayang jangan aneh-aneh deh!hahahah….hmpf….hmpf” Aku menahan tawaku Karena Mitzuki hanya memandangiku dan tak berkata apapun bahkan ia tak tertawa sdikit pun. “Baiklah aku diam…” ,ujarku. Ia pun kembali memandangi bangunan Istana itu, sebelum sebuah suara memanggilnya.

“Mitzuki!” Kontan aku dan Mitzuki menoleh ke asal suara tersebut.

Sebuah mobil hitam berhenti di belakang kami tepat dan Oh Tuhan...
user posted image
Sorang laki-laki yang sangat tampan turun dari mobil itu yang menurutku adalah SM7. Dan wow! Aku terpana melihatnya….

Laki-laki itu merasa kuperhatikan dan ia pun kembali bicara dengan sangat lembut. “Hai, kau Kireii bukan?Ada yang salah dengan diriku?atau kau kagum padaku?” ,tanyanya dengan suara yang membuatku kaget. Suaranya seperti perempuan??What??

“Sebenarnya tidak ada yang salah denganmu, Aku hanya kagum pada mobilmu.” Ia sedikit bingung melihatku tidak terpana melihatnya tapi malah melihat mobilnya.

“Mobil ini adalah…” ia mencoba menjelaskan, namun aku memotongnya.

“SM7 black series keluaran terbaru dan hanya ada 4 di dunia.” Kataku yang kemudian disambut dengan mata terbelalak darinya.

“Hebat!bagaimana kau tahu?” ujarnya kagum padaku.

“Dia pecinta otomotif.” Jawab Mitzuki singkat, mewakiliku karena aku masih kagum melihat mobil itu.

“Oh, Wow!” hanya itu jawabanya. “Oia, Kireii! Kenalkan namaku Junsu, Kim Junsu” katanya padaku.

“Aku Kireii, senang berkenalan denganmu Junsu-San, tapi ada urusan apa ya kau kemari?”

Tiba-tiba Junsu-san tertawa, “Hahaha…Justru, seharusnya aku yang bertanya kenapa kau hanya berdiri di luar sini dan tidak masuk ke dalam? Ini rumahku Kireii sayang!”

Blush* wajahku pun memerah dan pipiku akhirnya mendapat cubitan dari Junsu-san. Huwaa!!pipiku tambah merah, memalukan. Mengapa ia memanggilku sayang dan mencubit pipiku? Menyebalkan..!!Tapi kenapa aku merasa sudah kenal lama denganya ya? Padahal kami baru bertemu…Ahhh biarkan saja lah, mungkin hanya perasaanku.

“Tunggu..” ujarku tiba-tiba. “Jangan bilang aku benar-benar tinggal disini bersama mu Junsu-san!”

“Begitulah kenyataannya.” Ujar seseorang lagi. Aku menengok mencari sumber suara itu dan ....Tuhan!!!

user posted image

Aku mendapati sebuah mobil lagi terparkir di sebelah mobil Junsu-san dan penumpangnya keluar. Wow… mimpi apa aku semalam…Mobil-mobil mewah ini mengelilingiku….Sebuah…’metallic BMW Minicooper!’ Tanpa sadar aku mengucapkan nama mobil itu yang ada dipikiran ku.

“Wow, tahu dari mana?” ujar lelaki yang baru turun itu. Wajahnya tak kalah tampan dari Junsu-san. Tapi suaranya agak lebih serak dan terdapat logat Amerika disana. Wajahnya lucu.

“Ia pecinta otomotif Hyung” ,kini Junsu-san yang mewakiliku.

“Hahaha…bagus memang dia orangnya…” jawab orang itu lagi, yang membuatku menoleh bingung kepadanya dan bertanya.Hahaha?? Hyung??Namanya Hyung?aneh sekali orang ini..tapi tunggu “Memang aku??maksudnya??lalu kau Hyung...aneh...kau siapa??"

“Sudahlah lupakan saja! Oya kanalkan aku Park Yoochun bukan Hyung. Tidak usah perkenalkan dirimu karena aku sudah tahu.” Katanya singkat, padat, jelas,dan tajam. “Hyung adalah panggilan untuk kakak laki-laki dalam bahasa Korea.” ,jelas Junsu-San padaku. Dan aku pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Oh mereka orang korea?Pantas saja nama mereka aneh-aneh… Sekilas Yoochun-san melihat Mitzuki dengan pandangan tidak suka dan kemudian berpaling. Aku baru ingat ada Mitzuki bersamaku, aduh maafkan aku Mitzuki. Gara-gara mobil-mobil itu aku melupakanmu…hehehe

“Ayo masuk!” kata Yoochun-san.

Awalnya aku masih ingin protes karena masih bingung namun, pandangan mata Mitzuki membuatku menurutinya. Aku, Mitzuki, Junsu-San dan Yoochun-san masuk kedalam berjalan kaki. Mobil mereka berdua di ambil alih oleh sopir mereka untuk di masukkan ke Garasi. Sekilas aku melihat ada 5 Motor Harley Davidson dan masih ada 5 tempat parkir yang kosong. Aku bingung dan penasaran sesungguhnya berapa banyak mobil di rumah ini tapi aku memutuskan untuk diam.

Di dalam Rumah Junsu-san menyuruhku dan Mitzuki duduk di Ruang tamu yang sangat luas dengan perabotan merah yang mengitari. Sedangkan mereka berdua ingin ganti baju dulu. Sepertinya mereka baaru pulang Kuliah. Wow, masih kuliah tapi mobilnya sudah seperti itu. Aku jadi penasatan mobil apa lagi yang akan memenuhi garasi itu. Aneh, aku dan Mitzuki menjadi diam-diaman seperti ini…Tapi aku tetap tidak ingin berbicara denganya lebih dulu. Hupfff….biarlah….

Tak lama kemudian Junsu-san dan Yoocun-san kembali keruangan tempat aku dan Mitzuki duduk. Sesaat suasana sangat hening sebelum Junsu-san angkat bicara.

“Kireii, kau sudah tahu jika kau akan tinggal di sini selama kau menjadi siswi SMA Cassie. Seharusnya kau mulai tinggal di sini 3 hari lagi saat ujian tertulis akan dilaksanakan, tapi kami memutuskan sebaiknya kau tinggal disini mulai hari ini untuk mebiasakan diri. Jika mau Mitzuki, kau boleh menginap di sini juga,”

“Tunggu…!” ujarku. “Apa maksud dari semua ini?!Jujur aku bingung! Mitzuki mengapa kau hanya diam saja dan menyuruhku tinggal di Istana ini…?Junsu-san dan Yoochun-san aku tidak kenal kalian siapa kenapa kalian seolah-olah mempunyai hak untuk mengaturku?Aku bukan orang yang suka di atur! Terutama oleh orang yang tidak ku kenal!” aku berhenti sejenak untuk menarik nafas, kemudian melanjutkan “Tolong jawab satu-satu pertanyaan ku!semuanya!” tegasku mengakhiri rentetan pertanyaan ku dengan nada meninggi.

Mereka semua mematung melihatku. Entah apa yang ada di pikiran mereka masing-masing. Aku tak peduli yang penting aku butuh penjelasan.

“Pertama, kami hanya bermaksud membuatmu nyaman.” Jawab Junsu-san mengawali semuanya.

“Kedua, aku hanya malas bicara karena bibirku ada sariawan besar yang membuatku sakit ketika bicara.” ,jawab Mitsuki tentang pertanyaanku.

“Ketiga, anggap kami ini kakakmu disini karena kau akan tinggal disini. Karena itu kami berhak mengatur adik kami.” Jawab Yoochun-san mengakhiri.

“Hah, baiklah terserah kalian ‘Kakak’!” ,ujarku malas namun memberi tekan pada satu kata ‘kakak’.

-----------------------------------To Be Continue-----------------------------------------

No comments:

Post a Comment